Sepanjang perjalanan ke Pulau Tabuhan, pelancong akan disuguhi panorama elok Selat Bali. Air laut di Selat Bali sangat unik karena menampilkan gradasi warna dari hijau, kemudian berubah menjadi biru.
Sekelompok burung camar yang melintas di bawah langit biru, menambah eksotisme panorama tersebut.
Pulau Tabuhan merupakan pulau kosong tak berpenghuni seluas lima hektar. Saking kecilnya, hanya butuh waktu sekitar 15-20 menit dengan berjalan kaki untuk mengelilingi pulau ini.
Mendekati Pulau Tabuhan, wisatawan bisa melihat dengan jelas hamparan terumbu karang. Tidak ketinggalan pasir putih di sepanjang Pulau Tabuhan.
Baca juga: Menikmati Pulau Tabuhan, Keindahan Alam di Selat Bali
Baca juga: Ini Alasan Pulau Tabuhan Jadi Surga Baru Penggemar Kite Surfing
Selain snorkeling, wisatawan bisa menikmati panorama matahari terbenam. Setelah menjelajah panorama laut dan keindahan Pulau Tabuhan, wisatawan pulang ke Banyuwangi untuk beristirahat.
Sebagai menu makan malam, wisatawan bisa mencicipi kuliner khas Banyuwangi lainnya, yakni Sego Tempong. Mengutip Tribun Travel (14/7/2020), Sego Tempong memiliki cita rasa pedas.
Sego Tempong terdiri dari nasi putih yang dinikmati bersama sayur dan sambal mentah. Sambal khas inilah yang dikenal dengan nama sambal tempong.
Sego Tempong bisa dinikmati bersama lauk seperti gimbal jagung, ikan asin, pepes ikan laut, ayam goreng, atau telur dadar. Sego Tempong pas dinikmati malam hari, tetapi beberapa warung juga menyediakan Sego Tempong sebagai menu makan siang.
Wisatawan diimbau untuk segera beristirahat karena dini hari akan memulai petualangan mendaki ke Kawah Ijen.
Kawah Ijen merupakan salah satu ikon wisata Banyuwangi, meski pintu masuknya masuk Kabupaten Bondowoso. Daya tarik dari Kawah Ijen adalah fenomena api biru atau blue fire.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (18/6/2020), fenomena blue fire tersebut merupakan hasil reaksi dari gas belerang yang bercampur dengan oksigen pada suhu tertentu. Kondisi tersebut menghasilkan fenomena gas yang berwarna biru seperti lidah api.
Tentunya, blue fire tersebut bukanlah api dalam makna sesungguhnya. Untuk melihatnya, wisatawan perlu mendaki Gunung Ijen yang memiliki ketinggian sekitar 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pendakian dimulai dari pos pendakian Paltuding. Waktu mendaki yang terbaik adalah pukul 02.00 WIB saat baru buka, seperti dikutip dari Kompas.com (17/5/2022).
Sebab, fenomena blue fire akan semakin mengecil menjelang fajar, yakni pukul 04.00. Sementara, pendakian menuju Kawah Ijen membutuhkan waktu sekitar dua jam.
Petualangan dua hari satu malam di Banyuwangi ditutup dengan membeli beberapa oleh-oleh, setelah wisatawan turun dari Kawah Ijen.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (15/8/2021), oleh oleh khas Banyuwangi antara lain, kopi osing, kue bagiak, camilan ladrang sabrang, anyaman khas Desa Gintangan, dan kain batik Osing. Aneka buah tangan itu bisa ditemukan di berbagai toko oleh-oleh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.