Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Trekking dan Hiking

Kompas.com - 25/05/2022, 12:07 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menjelajahi alam dengan berjalan kaki adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. 

Kamu mungkin menyadari bahwa ada sebagian orang yang menyebut kegiatan tersebut dengan nama trekking, tetapi sebagian lainnya mengenalnya dengan istilah hiking.  

Namun, apakah kalian tahu bahwa dua istilah tersebut mengacu pada aktivitas yang berbeda? Lalu, apa bedanya trekking dan hiking?

Baca juga: 8 Tempat Trekking di Sentul Bogor, Bisa Buat Anak dan Keluarga

Berdasarkan kamus Cambridgetrekking itu memiliki arti melakukan aktivitas berjalan kaki jarak jauh untuk sebuah kesenangan, sementara hiking artinya kegiatan berjalan-jalan di kawasan pedesaan.

Berikut rincian perbedaan trekking dan hiking yang perlu kita ketahui:

Perbedaan trekking dan hiking juga dijelaskan dalam sejumlah sumber, salah satunya dipaparkan oleh situs operator tur dari Australia, World Expeditions. Menurut situs tersebut, trekking bisa diartikan sebagai sebuah aktivitas perjalanan atau pendakian yang panjang, bisa sampai memakan waktu hingga beberapa hari. 

Lokasinya juga lebih terpencil dengan lebih sedikit akomodasi. Umumnya, orang-orang yang melakukan trekking harus membuat tenda sendiri, karena tidak ada shelter untuk istirahat.

Rute yang dilalui ketika trekking juga lebih menantang daripada hiking, dengan medan yang relatif kasar, jalur yang tak terlihat, dan cenderung sulit dilewati.

Ketika menjalani trekking, mereka yang melakukannya harus membawa peralatan khusus dan kebanyakan jalurnya hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. 

Sementara itu, situs brand perlengkapan luar ruang dan transportasi, Thule menjelaskan bahwa aktivitas trekking cenderung ekstrem karena biasanya akan berjalan di alam liar.  

Baca juga: 6 Persiapan Trekking buat Pemula, Jangan Langsung Berangkat

Orang yang melakukan trekking akan berjalan di alam dengan ditemani cuaca serta kondisi lingkungan yang keras, mulai dari lereng curam hingga harus berjalan menanjak menuju ketinggian. 

Perjalanan yang ditempuh tentunya lebih panjang, bisa beberapa hari atau pekan. Mereka yang melakukannya harus berkemah setiap malam ataupun berjalan sepanjang hari hingga sampai ke tujuan.. 

Berkemah sudah menjadi sebuah keharusan karena jalurnya lebih panjang dan tantangan juga lebih banyak ditemui. 

Jangan lupa membawa peralatan memasak, kantong tidur, pakaian, obat-obatan, trekking pole, dan kompas karena kalian akan cenderung jauh dari peradaban manusia. 

Ransel yang dibutuhkan juga jauh lebih besar, ukurannya sekitar 60-85 liter dengan ruang penyimpanan yang cukup untuk seluruh peralatan yang akan dibawa selama perjalanan. 

Jarak trekking sekitar 50 km hingga 1000 km. Contohnya adalah perjalanan pulang pergi ke basecamp Everest di Gunung Everest di Nepal.

Perjalanan yang harus dilalui mencapai jarak 130 km dan bisa memakan waktu hingga 14 hari.

Baca juga: 9 Tips Trekking di Kaki Gunung Salak Bogor, Wajib Pakai Topi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com