Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Roko Molas Poco di Manggarai NTT, Budaya Hormati Perempuan sebagai Ibu Bumi

Kompas.com - 26/05/2022, 10:10 WIB
Markus Makur,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.com - Orang Manggarai Raya, (Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur) di Flores Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat menyatu dengan Sang Pencipta, alam semesta, dan leluhur.

Segala tradisi atau ritual adat di dalam kehidupan bermasyarakat Manggarai Raya selalu berhubungan dengan ketiganya.

Tradisi itu meliputi dari pembangunan rumah adat atau Mbaru Gendang, pembangunan rumah pribadi, pernikahan, hingga kematian, selalu ada ritual adat untuk memohon restu dari Sang Pencipta, alam semesta, serta leluhur demi suksesnya aktivitas itu.

Baca juga: Menjelajahi Alam di Rahong Utara NTT, Menikmati Air Terjun Cunca Lega

Salah satu ritual adat adalah Roko Molas Poco. Tokoh adat Kampung Wakel, Lelak, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai bernama Stef Suharimon (62) mengatakan, tradisi ini dilakukan masyarakat Manggarai Raya saat memulai pembangunan rumah adat atau Mbaru Gendang.

"Pembangunan rumah adat atau mbaru gendang di Manggarai Raya selalu didahului tradisi Roko Molas Poco," kata dia kepada Kompas.com, Senin, (25/5/2022)

Seputar tradisi Roko Molas Poco

Sementara itu, Akademisi Universitas Katolik Indonesi Santo Paulus Ruteng, Manggarai, NTT, Adi M Nggoro kepada dihubungi Kompas.com, Senin, (25/5/2022) menjelaskan bahwa tradisi roko molas poco memiliki pengertian dan makna, dan nilai luhur.

Pertama, roko artinya mengambil, memiliki, meminang. Molas artinya gadis, kayu yang indah sedangkan poco arti hutan yang berada di perbukitan.

Tradisi Roko Molas Poco dalam lingkaran budaya Manggarai Raya dilaksanakan pembangunan rumah adat Manggarai Raya. Saat warga mengambil tiang tengah (Hiri Bongkok) dari hutan ada seorang gadis yang duduk diatas balok bulat besar tersebut. Ini simbol menghormat hutan dalam budaya Manggarai. Seperti dalam foto saat pembangunan rumah adat Gendang Lalang, Kecamatan Welak, Manggarai Barat,NTT, Mei 2022. (KOMPAS.com/DOK PANITIA PEMBANGUNAN RUMAH GENDANG LALANG)KOMPAS.COM/DOK PANITIA PEMBANGUNAN RUMAH GENDANG LALANG Tradisi Roko Molas Poco dalam lingkaran budaya Manggarai Raya dilaksanakan pembangunan rumah adat Manggarai Raya. Saat warga mengambil tiang tengah (Hiri Bongkok) dari hutan ada seorang gadis yang duduk diatas balok bulat besar tersebut. Ini simbol menghormat hutan dalam budaya Manggarai. Seperti dalam foto saat pembangunan rumah adat Gendang Lalang, Kecamatan Welak, Manggarai Barat,NTT, Mei 2022. (KOMPAS.com/DOK PANITIA PEMBANGUNAN RUMAH GENDANG LALANG)

Jadi, Roko Molas Poco dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai "mengambil kayu hutan", serta memiliki atau mengawini perempuan hutan.

Kedua, jenis kayu hutan yang diambil yakni kayu teno (haju teno). Ketiga, personifikasi Roko Molas Poco adalah "meminang, mengambil, mengawini, dan memiliki gadis hutan (perempuan hutan)".

Keempat, mengapa personifikasi perempuan (gadis)? Itu karena perempuan gadis adalah perempuan masih perawan, sehingga simbol hidup suci dan jujur. Artinya, membangun rumah dengan landasan material (bahan) yang kuat, suci.

Baca juga: Bukit Golo Geleng NTT, Tempat Nikmati Matahari Terbit dari Ketinggian

"Perempuan juga simbol pengayom (pendamai, pelembut) sebagai sumber tempat tinggal suci, jujur. Sejuk dan nyaman, damai). Perempuan juga sebagai tumpuan hidup dan roh pemersatu," tutur Nggoro.

Selanjutnya, Roko Molas Poco (kayu hutan) berubah peran menjadi siri bongkok (tiang penyangga utama rumah).

"Roko Molas Poco (kayu teno dari hutan di arak-arakan ke kampung) untuk berubah jadi peran sebagai siri bongkok dan ngando (tiang penyangga rumah) yang mempertemukan balok-balok membentuk rumah yang berbentuk bundar," jelasnya.

Roko Molas Poco saat membangun rumah adat

Nggoto melanjutkan, tradisi paling fenomenal saat ini adalah tradisi roko molas poco dalam hal membangun rumah adat.

Tradisi ini dibuat dalam suatu prosesi khusus, yaitu mengarak kayu hutan sambil menyanyi secara berbaris menuju rumah adat. Perempuan gadis diusung, dihormati menuju rumah adat.

Tradisi Roko Molas Poco dalam lingkaran budaya Manggarai Raya dilaksanakan pembangunan rumah adat Manggarai Raya. Saat warga mengambil tiang tengah (Hiri Bongkok) dari hutan ada seorang gadis yang duduk diatas balok bulat besar tersebut. Ini simbol menghormat hutan dalam budaya Manggarai. Seperti dalam foto saat pembangunan rumah adat Gendang Lalang, Kecamatan Welak, Manggarai Barat,NTT, Mei 2022. (KOMPAS.com/DOK PANITIA PEMBANGUNAN RUMAH GENDANG LALANG)KOMPAS.COM/DOK PANITIA PEMBANGUNAN RUMAH GENDANG LALANG Tradisi Roko Molas Poco dalam lingkaran budaya Manggarai Raya dilaksanakan pembangunan rumah adat Manggarai Raya. Saat warga mengambil tiang tengah (Hiri Bongkok) dari hutan ada seorang gadis yang duduk diatas balok bulat besar tersebut. Ini simbol menghormat hutan dalam budaya Manggarai. Seperti dalam foto saat pembangunan rumah adat Gendang Lalang, Kecamatan Welak, Manggarai Barat,NTT, Mei 2022. (KOMPAS.com/DOK PANITIA PEMBANGUNAN RUMAH GENDANG LALANG)

"Mengapa Molas Poco (perempuan) dihormati, diarak-arak? Karena perempuan dipandang insan yang rela berkorban dan bersedia menjadi roh pengayom, pelindung, tempat tumpuan hidup," tutur Nggoro.

Adapun kayu hutan itu akan menjadi Siri Bongkok dan Ngando atau kayu posisi sentral ( bagian tengah rumah adat atau rumah pribadi).

Baca juga: Wisata Bersepeda Flores, Nikmati Eksotisnya Alam Pulau Flores NTT

Siri Bongkok (tiang penyangga utama) dan Ngando (tiang penyangga bagian bubungan rumah) menjadi pelindung dan tempat tinggal sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com