Ia berpesan agar orang yang bersangkutan bisa meminimalisir pergerakan dan mencoba untuk menenangkan diri.
Kemudian, hal yang tidak boleh dilakukan saat berenang di sungai adalah tidak mengamati sekeliling.
Maksudnya, Toif menjelaskan agar dalam situasi tertentu, seseorang sebaiknya awas dan segera bertindak jika menemukan benda di sekitar sungai.
“Pengamatan kondisi sekitar, misalnya ada kayu, ban, atau apapun yang bisa dipegang, itu segera dipegang aja,” jelasnya.
Selanjutnya, dalam keadaan terbawa arus besar, seseorang bisa berenang secara pasif atau tidak melawan arus.
Renang pasif ini, kata Toif, posisi kepala diletakkan di belakang, sementara kaki di depan seolah-olah mengayuh sepeda.
“Tujuannya kaki seperti mengayuh sepeda itu adalah agar kalau di depan atau batu atau ada benda-benda yang menghalangi, tidak langsung terbentur kepala,” terangnya.
Baca juga: Daya Tarik Baru Air Terjun Cunca Wulang Labuan Bajo, Ada Sungai Bawah Tanah
Ia melanjutkan bahwa jika posisi arus sungai sudah lebih tenang, seseorang bisa berbalik menjadi renang aktif. Artinya, renang aktif berarti seolah-olah berenang 45 derajat melawan arus sungai.
“Tujuannya untuk menuju ke tepian, agar ketika dekat ke tepian, sudah dapat terbawa arus sendiri dan mudah sampai ke pinggiran,” ujar Toif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.