KOMPAS.com - Italia merupakan negara yang terkenal dengan keindahan arsitektur bangunan serta alamnya. Tak heran, negara ini menjadi destinasi liburan wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Namun, siapa sangka di balik keindahan tersebut Italia mempunyai sebuah pulau berhantu, yaitu Pulau Poveglia.
Mengutip dari Mirror, pulau hantu tersebut tepatnya terletak di lepas pantai antara Venesia dan Lido.
Baca juga: Alasan Kenapa Menara Pisa di Italia Miring
Selama 54 tahun terakhir, Pulau Poveglia tertutup bagi publik sehingga wisatawan tak bisa mengunjunginya.
Mereka yang mengunjungi pulau itu hanya wisatawan yang mendapatkan izin khusus atau wisatawan ilegal yang diam-diam menyelinap masuk pulau.
Dari luar Pulau Poveglia tampak menawan. Perairan biru dan pepohonan rimbun mengelilingi pulau tersebut.
Namun, suasana kontras di dalam pulau. Terdapat bangunan rumah sakit jiwa yang telah lama ditinggalkan.
Julukan pulau hantu tak lepas dari kisah kelam yang terjadi di Pulau Poveglia. Bermula pada 1793 ketika wabah kolera dan pes melanda Italia atau dikenal sebagai Black Death.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (9/7/2021), penduduk Italia yang dianggap menderita sakit langsung dikarantina dan diasingkan ke Pulau Poveglia untuk mencegah penularannya.
Sayangnya, warga yang diasingkan ke Pulau Poveglia tersebut justru meninggal. Bahkan, dokter dan petugas medis lainnya harus memakai topeng berbentuk kepala burung dengan paruh yang panjang dan jubah hitam agar bau jenazah tidak masuk ke hidung mereka.
Mengutip dari Mirror, korban meninggal akibat wabah tersebut di Pulau Poveglia diperkirakan mencapai 160.000 orang.
Jenazah mereka kemudian dibakar dan dikuburkan secara massal di lahan seluas 18 hektar di Pulau Poveglia.
Baca juga: 5 Fakta Stadion Wembley, Tempat Final Euro 2020 Inggris Vs Italia
Baca juga: Desa di Italia Ini Jual Perumahannya Mulai Rp 17.000-an, Mau Beli?
Upaya tersebut dilakukan untuk menghentikan penyebaran wabah. Sampai hari ini, diduga abu manusia dari hasil kremasi massal tersebut membentuk lebih dari 50 persen tanah di pulau tersebut.
Setelah Italia berhasil melalui wabah Black Death, kisah seram Pulau Poveglia ternyata belum selesai. Babak baru kisah kelam di pulau ini dimulai dengan pembangunan rumah sakit jiwa yang besar pada 1900-an.
Berdasarkan kisah warga lokal, ada seorang dokter di rumah sakit jiwa tersebut yang menyiksa dan membunuh pasien-pasiennya. Dokter tersebut melakukannya secara mengerikan.
Sang dokter menggunakan alat-alat kasar untuk eksperiman kepada para pasien. Hingga saat ini, diduga sejumlah alat tersebut masih tertinggal di bangunan rumah sakit.
Menurut berbagai laporan, nasib dokter tersebut tak kalah mengenaskan. Ia diduga melompat dari menara lonceng pada 1930-an. Konon, ia dibuat gila oleh hantu-hantu pasien yang dibunuhnya.
Puluhan tahun kemudian, warga sekitar mengaku masih mendengar lonceng meskipun sudah dicabut dari menara.
Baca juga: Italia Tambah 6 Destinasi Baru dalam Daftar Kota Terindah
Baca juga: Desa di Italia Ini Tawarkan Fasilitas Nginap Gratis Selama 1 Minggu
Sepasang penjelajah pemberani dari Inggris pernah memberanikan diri berkunjung ke pulau angker itu. Keduanya adalah Matt Nadin (40) dan Andy Thompson (54).
Keduanya berhasil mengabadikan video kondisi Pulau Poveglia. Video tersebut menunjukkan bangunan-bangunan terbengkalai yang rusak, tanah pemakaman massal yang luas, barang-barang peninggalan yang usianya sudah tua.
Termasuk di antaranya adalah tempat tidur dan wadah besar yang diduga digunakan untuk membakar jenazah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.