Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Perbedaan Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila 

Kompas.com - 01/06/2022, 11:33 WIB
Ulfa Arieza ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sementara itu, peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertujuan agar bangsa Indonesia mengingat kembali peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), atau dikenal sebagai peristiwa G30S/PKI. 

Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (30/9/2021), G30S/PKI merupakan salah satu bagian kelam dari sejarah bangsa Indonesia. Dalam peristiwa tersebut, enam jenderal serta satu perwira pertama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menjadi korban. 

Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean. 

Alasannya, para jenderal itu dikatakan akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal. Jenazah ketujuh jenderal tersebut dimasukkan ke dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur. 

Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Sekaligus, mengukuhkan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa, serta mencegah kejadian serupa terulang kembali. 

Baca juga:

Tempat bersejarah

Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.

Selain sejarah, Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila mempunyai tempat historis yang berbeda. 

Hari Lahir Pancasila erat kaitannya dengan Kota Ende, Flores, NTT. Hal itu karena gagasan Bung Karno mengenai Pancasila merupakah buah renungan panjang saat diasingkan di Ende. 

Oleh sebab itu, Kota Ende dijuluki sebagai Kota Pancasila. Dikutip dari Kompas.com, Minggu (31/5/2020), Bung Karno diasingkan di Ende mulai 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Di sekitar lokasi pengasingan, terdapat sebuah taman yang dimanfaatkan Bung Karno untuk merenung. Tepatnya di bawah sebuah pohon sukun.

Renungan sang proklamator itu membuahkan hasil, yaitu Pancasila. Saat ini, taman itu dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau Taman Renungan Pancasila.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Kisah Awalnya Ada di Taman Renungan Bung Karno Ende NTT

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur DOK. Shutterstock Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur DOK. Shutterstock

Sementara itu, Hari Kesaktian Pancasila erat kaitannya dengan kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Seperti disampaikan sebelumnya, Lubang Buaya merupakan tempat jenazah korban kekejaman peristiwa tersebut dibuang di sebuah sumur. 

Oleh sebab itu, peringatan Hari Kesaktian Pancasila pertama yaitu pada 1 Oktober 1966 berlangsung di Lubang Buaya, Jakarta Timur.  

Hingga saat ini, masyarakat bisa napak tilas peristiwa G30S/PKI di kawasan Lubang Buaya. 

Ada tiga titik terkait peristiwa G30S/PKI di kawasan tersebut. Meliputi, museum pengkhianatan PKI, rumah atau posko tempat penyiksaan para jenderal, dan Monumen Pancasila.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com