Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Baju Adat Ende yang Dipakai Jokowi saat Hari Lahir Pancasila

Kompas.com - 01/06/2022, 13:01 WIB
Ulfa Arieza ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Ritual memakai baju adat Ende

Cara memakai pakaian adat Lio, Ende, tersebut ternyata tidak sembarangan. Para mosalaki (kepala adat) dan pemangku adat mengenakan lengkap yakni ragi, luka, lesu dan lambu. 

Untuk lambu atau baju, biasanya para mosalaki dan pemangku adat mengenakan baju kemeja lengan panjang berwarna putih pada acara-acara adat. Selain kemeja lengan panjang, mereka biasanya memakai baju kaos berkerah. 

Pemakaian pakaian adat tersebut melalui sebuah ritual adat, yang bernama podi lesu (mengikat lesu di kepala) bao luka (mengalungkan selendang). 

Namun, ritual podi lesu bao luka tidak dilakukan setiap kali mengenakan pakian adat. Ritual tersebut dilakukan ketika seorang pria ditunjuk sebagai pengganti mosalaki. 

Ritual podi lesu bao luka merupakan bagian dari rangkian ritual pai talu niu oe atau ritual pergantian mosalaki. 

Umumnya, ritual tersebut dilakukan jika ada mosalaki yang meninggal dunia. Setelah upacara pemakian pakian adat selesai, pengganti mosalaki yang telah meninggal tersebut sah menjadi seorang mosalaki. 

Baca juga:

Menunjukkan status

Dalam kebudayaan orang Lio, Ende, ragi yang dikenakan oleh seseorang menunjukan status dan kedudukan orang tersebut. Ukuran ragi yang panjang dan lebar menunjukan bahwa orang itu memiliki kedudukan yang tinggi dan memiliki peran yang penting.

Perlengkapan pakaian adat lain yang menunjukkan status adalah luka dan lesu. Luka memiliki ukuran dan nama yang berbeda. 

Luka yang berukuran normal tetap disebut dengan luka, sedangkan luka yang berukuran besar dan panjang di sebut dengan semba.

Sama halnya dengan ragi, ukuran luka yang di pakai oleh seseorang menentukan status sosialnya. 

Sementara itu, lesu pada umumnya hanya dikenakan oleh mosalaki. Pemakaian lesu memiliki dua pola ikatan. 

Pertama, model ikatan podi losu atau podi jando (ikatan lonjong). Untuk model ikatan yang pertama ini, pada bagian kepala yang mana warna merah atau hitam mengitari kepala. 

Kedua, model podi hinga kamba (ikatan telinga kerbau). Untuk ikatan kedua ini ditonjolkan ke atas di bagian depan kepala berbentuk segi tiga sama kaki. 

Model ikatan tersebut memiliki simbol bagi sang mosalaki yakni simbol kepekaan dan kepedualian terhadap situasi sosial masyarakat dengan segala persoalan yang terjadi.

Baca juga: Pantai Kota Raja, Tempat Wisata Baru di Ende NTT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com