Adapun, tiga kala yang dimaksud meliputi, kala amangkurat, kala dungulan, dan kala galungan.
Kala amangkurat yakni nafsu ingin selalu menguasai dan memerintah, apabila tidak terkendali maka bisa tumbuh menjadi nafsu serakah sekalipun menyimpang dari kebenaran.
Kala dungulan berarti nafsu untuk mengalahkan semua yang dikuasai oleh orang lain. Terakhir, kala galungan yakni nafsu untuk menang dengan berbagai dalih dan cara yang tidak sesuai dengan norma maupun etika agama.
“Menyambut Hari Raya Galungan umat Hindu hendaknya benar-benar dapat mengendalikan tiga nafsu, ingin berkuasa, ingin mengalahkan, dan ingin menang sehingga di hari Rabu atau Galungan dapat menegakkan dan mengibarkan panji-panji kemenangan dan kemerdekaan spiritual,” terang PHDI.
Baca juga:
Reni menuliskan, terdapat serangkaian kegiatan terkait Hari Suci Galungan. Sehari sebelum Galungan, umat Hindu biasanya menggelar tradisi penampahan, yang berarti penyembelihan.
Tradisi ini dilakukan dengan menyembelih babi. Penyembelihan babi ini mengandung makna simbolis, yaitu membunuh semua nafsu binatang dalam diri manusia.
Sementara itu, sehari setelah Hari Suci Galungan merupakan Hari Umanis Galungan.
Pada hari itu, umat Hindu saling mengunjungi sanak saudara, serta saling menyicipi masakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.