Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Indonesia Bisa Belajar dari Korean Wave Korea Selatan

Kompas.com - 03/06/2022, 20:08 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pariwisata Indonesia naik 12 peringkat menjadi rangking 32 dari 117 negara dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) tahun 2021.

Untuk kawasan Asia Pasifik, Indonesia berhasil menempati peringkat delapan dan melampaui capaian negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia.

TTCI (Travel and Tourism Competitiveness Index) merupakan Indeks Daya Saing Pariwisata yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) dan dikeluarkan setiap dua tahun sekali. Adapun data peringkat tersebut baru saja dirilis oleh WEF pada bulan Mei 2022.

Baca juga: Sandiaga: Indeks Pariwisata Indonesia Naik 12 Peringkat di Tengah Covid-19

Dikutip dari laman ttci.kemenparekraf.go.id, Jumat (3/6/2022), penilaian TTCI dilakukan dengan menggunakan data dari 19 kementerian atau lembaga di Indonesia. 

Menanggapi kabar tersebut, pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bernama Chusmeru mengatakan bahwa kenaikan peringkat ini merupakan suatu hal yang membanggakan. 

Baca juga: Ini Saran Pengamat Soal Indeks Pariwisata Indonesia yang Naik Peringkat

Menurutnya, keberhasilan pariwisata Tanah Air disebabkan sejumlah hal, seperti peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata, membaiknya amenitas, potensi alam yang terjaga, potensi seni budaya beragam, hingga partisipasi masyarakat. 

Indonesia bisa belajar dari Korea Selatan

Chusmeru menilai bahwa salah satu negara yang bisa menjadi acuan dari segi peningkatan pariwisata adalah Negeri Ginseng, atau Korea Selatan. 

Istana Deoksugung, Seoul sering dijadikan lokasi berbagai drama Korea populerRepro bidik layar via Lifestyle Asia Istana Deoksugung, Seoul sering dijadikan lokasi berbagai drama Korea populer

"Indonesia bisa mengacu pada perkembangan pariwisata yang terjadi di Korea Selatan misalnya, di mana pariwisata Korea Selatan berkembang pesat, terutama berkat Korean Wave," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Adapun Korean Wave merupakan fenomena demam korea atau tersebarnya budaya pop Korea secara global di seluruh dunia.

Baca juga:

"Korean Wave ini yang mengedepankan industri kreatif dalam pariwisata di Korea Selatan, seperti film, fashion (pakaian), dan kuliner," jelas Chusmeru.

Korean Wave sukses pasarkan produk Korea Selatan

Senada dengan pendapat pengamat pariwisata ini, suatu penelitian pada 2020 menunjukkan hasil yang sama.

Dikutip dari Kompas.com (24/1/2020), melalui budaya pop Korea seperti K-Pop dan drama Korea (drakor), banyak konsumen menjadi tertarik membeli produk skin care, kosmetik, pakaian, hingga makanan asal Korea. 

Baca juga: Korea Selatan Kembali Terbitkan Visa untuk Turis Asing per 1 Juni

Korean wave memang menawarkan budaya dan gaya hidup masyarakat Korea Selatan, yang rupanya mudah dicerna dan mirip dengan keseharian anak muda di Indonesia.

Kondisi inilah yang kemudian menginspirasi dan membuat orang Indonesia berkeinginan untuk meniru, sehingga berpengaruh positif terhadap penjualan produk-produk Korea Selatan, mulai dari pakaian hingga kuliner. 

Baca juga: Jalan-jalan ke Korea Selatan, Bisa Mampir ke 3 Destinasi Menarik Ini

Oleh karena itu, keberhasilan budaya pop Korea bisa dijadikan sebagai pembelajaran, salah satunya terkait strategi mempromosikan budaya dan pariwisata Tanah Air. 

"Belajar dari Korea Selatan, banyak hal yang bisa dilakukan oleh Indonesia," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com