Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Naik ke Candi Borobudur Jadi Rp 750.000, Biaya Pelestarian Harusnya Tanggung Jawab Negara

Kompas.com - 05/06/2022, 17:05 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sedangkan, persentase kenaikan harganya bagi turis asing sebesar 312,28 persen dari Rp 350.000 menjadi Rp 1,44 juta per orang.

Biaya pelestarian Borobudur harusnya tanggung jawab negara 

Tak hanya menyoroti harga yang terlalu fantastis, Azril turut mempertanyakan tujuan dari rencana kenaikan harga tersebut. Sebelumnya, Luhut mengatakan rencana kenaikan tarif baru itu adalah demi menjaga kelestarian Candi Borobudur dan membatasi kunjungan.

Namun, Azril menilai alasan itu kurang masuk akal. Sebab, dana pelestarian situs warisan budaya harusnya menjadi tanggung jawab negara, bukan dibebankan kepada publik. 

Toh, pemerintah memiliki dua institusi yang bersinggungan langsung dengan situs warisan budaya dan sejarah, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Azril mengatakan, terdapat anggaran negara untuk pelestarian situs warisan budaya dan sejarah yang berada di Kemendikbud dan Kemenparekraf. 

“Jadi, kalau seandaianya dana pelestarian sejarah dan budaya itu dibebankan kepada rakyat, itu tidak masuk akal. Makanya, aneh pernyataan dari Pak Menko jika untuk menjaga kelestarian itu dibebankan kepada publik, itu kan tugas pemerintah,” ujarnya. 

Menurutnya, pengunjung baik lokal maupun asing bertanggung jawab untuk kebersihan di lingkungan situs. Jadi, ia tidak mempermasalahkan pungutan tarif masuk Candi Borobudur bagi pengunjung apabila dialokasikan untuk biaya kebersihan. 

Baca juga: Tiket Masuk Candi Borobudur dari Rp 50.000 Naik Jadi Rp 750.000, Kenapa?

Baca juga: Luhut Umumkan Tiket Masuk Borobudur Rp 750.000 bagi Turis Lokal

“Kalau untuk kebersihan itu sih okelah, masuk akal, bukan untuk pelestarian. Kalau untuk pelestarian situs sejarah, menurut saya itu bukan tanggung jawab pengunjung, tapi pemerintah,” imbuhnya.

Perbandingan dengan negara lain 

Azril menilai tarif tiket masuk Candi Borobudur yang berlaku saat ini masih dalam batas wajar. Oleh sebab itu, ia menilai sebaiknya pemerintah mengevaluasi ulang rencana tersebut. 

“(Tarif tiket masuk Candi Borobudur saat ini) Sudah okay, tidak ada yang mempertanyakan kenapa mahal selama ini, artinya masih wajar dengan harga sekian,” tuturnya. 

Terlebih, Candi Borobudur belum memiliki daya tarik selain bangunan candi itu sendiri. Sebagai perbandingan, sejumlah situs warisan budaya dan sejarah di beberapa negara sudah dilengkapi dengan daya tarik di luar situs itu sendiri. 

Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.

Misalnya, lanjut azril, Piramida Giza, Mesir  dilengkapi dengan pertunjukan Sound & Light yang menceritakan sejarah piramida. 

Lalu, Angkor Wat, Kamboja dilengkapi dengan daya tarik ibadah dari umat yang sembahyang di candi tersebut.

Sebagai perbandingan, harga tiket masuk Candi Angkor Wat, Kamboja sebesar 37 dollar AS, setara Rp 534.039 per hari bagi turis asing per 2019 lalu, seperti dikutip dari Kompas.com (24/2/2019). 

Baca juga: Machu Picchu Tambah Kuota Turis Jadi 1.116 Orang per Hari

“Angkor Wat, Kamboja itu candi kecil, tapi jumlah pengunjunya besar sekali karena upacara agamanya masih dijalankan di sana. Kalau Candi Borobudur, ada kegiatan upacara keagamaan tapi penyelenggarannya terbatas dan tidak setiap saat,” katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com