Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Naik ke Candi Borobudur Rp 750.000, Jumlah Wisatawan Terancam Turun Drastis

Kompas.com - 05/06/2022, 20:08 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengamat memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Candi Borobudur berpotensi turun drastis, jika pemerintah merealisasikan rencana kenaikan harga tiket naik ke atas Candi Borobudur.  

Pengamat Pariwisata sekaligus Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata (ICPI) Azril Azahari memprediksi, jumlah wisatawan domestik ke Candi Borobudur berpotensi terpangkas hingga 50 persen. 

“Sangat bisa mengurangi (kunjungan wisatawan). Sekali datang orang sudah malas balik ke sana lagi. Saya rasa (potensi penurunan jumlah wisatawan) sampai 50 persen ada,” kata dia kepada Kompas.com, Minggu (5/6/2022).

Baca juga: Tiket Candi Borobudur Jadi Rp 750.000, Biaya Pelestarian Harusnya Tanggung Jawab Negara

Proyeksi itu menanggapi rencana pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, untuk menaikkan tarif tiket Candi Borobudur

Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp 50.000, sementara harga tiket masuk Candi borobudur atau tiket Borobudur untuk anak adalah Rp 25.000.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp 50.000, sementara harga tiket masuk Candi borobudur atau tiket Borobudur untuk anak adalah Rp 25.000.

Rencananya, wisatawan lokal yang ingin naik ke atas Candi Borobudur harus membayar tiket sebesar Rp 750.000 per orang.

Untuk turis asing, tarif naik ke atas Candi Borobudur adalah 100 dollar AS setara Rp 1.443.000 (kurs Rp 14.400) bagi turis asing.

Adapun, harga tiket masuk kawasan Candi Borobudur memang tidak berubah. Namun, wisatawan yang hanya membayar tiket masuk, tidak bisa naik ke atas candi. 

Baca juga: Ini Klarifikasi Pengelola Candi Borobudur soal Tiket Masuk Rp 750.000

Untuk diketahui, saat ini tiket masuk Borobudur bagi wisatawan lokal dipatok sebesar Rp 50.000 bagi usia di atas 10 tahun. Lalu, pengunjung anak-anak usia 3-10 dikenakan tarif masuk Rp 25.000, dan anak di bawah 3 tahun tidak dikenakan biaya. 

Berikutnya, tiket masuk Borobudur untuk wisatawan asing dewasa  sebesar Rp 350.000 dan Rp 210.000 bagi turis asing anak-anak. 

Proyeksi Azril itu bukan tanpa alasan. Sebab, harga tiket bagi wisatawan lokal yang ingin naik ke atas candi mencapai 1.400 persen, alias 15 kali lipat dibandingkan tiket masuk yang seharga Rp 50.000. 

Baca juga: Penjelasan Lanjutan Jubir Luhut soal Tiket Borobudur: Masih Tunggu Keputusan Presiden!

Secara umum, Azril menilai harga tiket naik ke atas Candi Borobudur tersebut terlalu mahal. Terlebih, jika wisatawan lokal hanya dapat melihat bangunan candi dari bawah atau dari area pelataran, juga harus membayar Rp 50.000 per orang.

“Naik ke atas Candi Borobudur bayar Rp 750.000 itu terlalu mahal. Lalu, bayar Rp 50.000 hanya melihat candi saja dari jauh kan percuma, seharusnya enggak bayar juga bisa," ujarnya. 

Oleh sebab itu, ia meyakini jumlah pengunjung situs budaya unggulan Indonesia itu bisa turun drastis. Bahkan, ia memprediksi kondisinya tidak jauh berbeda dengan masa pandemi Covid-19. 

Baca juga: Harga Tiket Naik Candi Borobudur Jadi Rp 750.000, Akademisi: Itu Akal-akalan Saja...

“Kondisinya akan sama seperti zaman Covid-19, tidak akan ada kenaikan jumlah pengunjung. Artinya, jumlah wisatawan tidak akan maju sama dengan saat pandemi,” tuturnya. 

Tantangan di tengah kebangkitan industri pariwisata

Sangat disayangkan, lanjut Azril, kebijakan itu justru direncanakan saat industri pariwisata mulai bangkit dari keterpurukan pandemi Covid-19.

Hal ini tentunya akan menjadi tantangan baru bagi pelaku industri pariwisata dan pendukungnya, seperti UMKM dan agen perjalanan.

Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.

“Bagaimana mau mengangkat pariwisata kita? Kan pariwisata kita baru mulai menggeliat, tiba-tiba dibebani lagi dengan itu. Aduh, kasihan-lah. Kita baru saja kena Covid-19, ini sudah mulai turun. Wisatawan mulai datang ke Borobudur,” tuturnya. 

Oleh sebab itu, ia menilai pemerintah harus mengevaluasi ulang rencana perubahan tarif tersebut. 

Cukup sistem kuota, tanpa perlu naikkan harga

Menurutnya,apabila tujuan pemerintah membatasi jumlah pengunjung, maka bisa menggunakan sistem kuota saja tanpa harus mengerek setinggi langit harga naik ke atas Candi Borobudur. 

Sebelumnya, Luhut berdalih kenaikan harga tiket Candi Borobudur bertujuan untuk membatasi jumlah kunjungan dengan target 1.200 orang per hari.

Baca juga: Naik Borobudur Bayar Rp 750.000 Dikritik, Pengelola: Kalau Cuma Foto-foto, di Bawah Saja

Kuota kunjungan itu diberlakukan demi menjaga kelestarian salah satu Warisan Budaya Dunia yang telah diakui oleh UNESCO itu.  

“Kalau untuk membatasi ya batasi saja, siapa daftar duluan, dia yang duluan naik, lalu sampai 1.200 pengunjung, stop. Tidak ada hubungannya dengan uang,” ucapnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com