Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Lahir Soekarno, Telusuri 10 Tempat Jejak Sejarahnya

Kompas.com - 06/06/2022, 17:31 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

3. Penjara Sukamiskin, Bandung

Penjara Sukamiskin berada di Jalan A.H. Nasution Nomor 114 Bandung. Mengutip situs Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Jawa Barat, bangunan penjara ini didirikan pada 1918 dengan gaya arsitektur Eropa rancangan CP Wolff Scjoemaker. 

Penjara Sukamiskin mulai difungsikan pada 1924, sebagai tempat hukuman bagi kaum intelektual yang dianggap menentang Belanda. Saat berada di Penjara Sukamiskin, Soekarno menghuni kamar Nomor 1 Blok Timur Atas.

Kini, sel penjara yang pernah ditempati Bung Karno dijadikan sebuah museum.Lapas ini juga menjadi saksi kelahiran buku karya Bung Karno berjudul Indonesia Menggugat. 

Bangunan Lapas Sukamiskin memiliki ciri khas, yaitu menyerupai arah empat mata angin yang terdiri dari empat blok. 

Secara fisik, bentuk bangunan lapas ini tidak banyak mengalami perubahan, kecuali beberapa bangunan tambahan. Pada 2010, Lapas Sukamiskin diresmikan sebagai aset bersejarah Kota Bandung atau bangunan cagar budaya (heritage).

Baca juga: Punya Batuan Granit, Pengasingan Bung Karno, hingga Anggrek, Bangka Barat Disiapkan Jadi Geopark

4. Rumah pengasingan Ende, Flores, NTT

Kabupaten Ende, di Pulau Flores, NTT merupakan bagian penting dalam perjalanan hidup Soekarno dan bangsa Indonesia. Ende merupakan tempat dimana Soekarno melahirkan pemikiran dan gagasan Pancasila yang akhirnya disahkan sebagai dasar negara. 

Mengutip situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Soekarno diasingkan ke Ende selama empat tahun, mulai 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Selama diasingkan, Bung Karno tinggal di rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru. Ia ditemani oleh istrinya Inggit Garnasih, ibu mertuanya Amsi, dan kedua anak angkatnya Ratna Juami serta Kartika.

Pada 1951, dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia, Soekarno mengunjungi rumah tempat pengasingannya di Ende. Mengutip situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Soekarno yang kala itu telah menjabat sebagai Presiden RI, bertemu Haji Abdullah Ambuwaru dan menyampaikan niatnya agar rumah pengasingan itu dijadikan museum.

Kemudian, pada kunjungan keduanya 16 Mei 1954, Bung Karno akhirnya meresmikan rumah tersebut sebagai Rumah Museum. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (1/6/2017), rumah pengasingan Bung Karno masih terawat dengan baik. 

Memasuki ruang tamu, pengunjung bisa melihat lukisan karya Bung Karno yang menggambarkan umat Hindu di Bali sedang bersembahyang. Ruang tamu serta perabotan ditata serupa saat rumah itu ditinggali Soekarno. 

Demikian juga ruang tidur Bung Karno di bagian tengah. Melangkahkan kaki ke ke bagian halaman belakang rumah, ada sumur, kamar mandi, dan dapur yang juga masih tertata seperti sedia kala.

Saat berkeliling di rumah pengasingan Bung Karno tersebut, pengunjung dapat melihat serta mengenang perjalanan dan perjuangan hidup Bung Karno di tengah pengasingan.

Baca juga: Menjejaki Sejarah Proklamator Indonesia di Museum Agung Bung Karno

5. Taman Renungan Bung Karno, Ende, NTT 

Taman ini juga disebut sebagai Taman Renungan Pancasila. Lokasinya berada di Kelurahan Rukun Lima, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende. 

Tempat ini adalah lokasi Bung Karno merenung hingga akhirnya melahirkan gagasan mengenai Pancasila, sehingga diberi nama Taman Renungan Bung Karno.  

Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (31/5/2020), di taman ini terdapat patung Bung Karno. Patung tersebut menggambarkan Bung Karno sedang duduk merenung di sebuah bangku di bawah pohon sukun yang bercabang lima.

Selain patung Bung Karno, adapula pohon sukun di area taman yang disebut sebagai Pohon Pancasila. Namun, pohon sukun tersebut bukanlah pohon asli ketika Bung Karno merenung. 

Sebab, pohon sukun yang asli sudah tumbang sejak 1960. Pohon sukun yang dilihat pengunjung merupakan pohon yang ditanam pada 1981. Saat ini, kawasan Taman Renungan Soekarno dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kreasi seni dan budaya, serta diskusi. 

Baca juga: Mengenal Makam Bung Karno, Tempat Kirab Api Asian Games di Blitar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com