Tak hanya menawarkan panorama indah, ternyata Danau Kelimutu mempunyai nilai sejarah. Mengutip Kompas.com (1/6/2021), Bung Karno sering mengunjungi Danau Kelimutu selama masa pengasingan di Ende.
Bahkan, kunjungan ke obyek wisata tersebut menghasilkan sebuah naskah drama berjudul Rahasia Kelimutu. Kabarnya, naskah ini menjadi satu dari 12 naskah drama yang ditulis oleh Bung Karno selama berada di Ende.
Danau Kelimutu juga dikenal sebagai Danau Tiga Warna, karena mempunyai tiga buah danau kawah dengan warna air yang berbeda-beda, berdasarkan informasi dari Kompas.com (12/6/2021). Lokasinya berada di Gunung Kelimutu, tepatnya di Kecamatan Kalimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT.
Danau berwarna biru bernama Tiwu Ata Bupu, yang artinya danau orangtua. Danau berwarna merah bernama Tiwu Ata Polo atau danau sihir. Sementara danau berwarna hijau bernama Tiwu Nuwa Muwi Kou Fai yang artinya danau muda-mudi.
Baca juga: Rumah Atsiri, Peninggalan Bung Karno yang Tak Banyak Diketahui
Setelah kemerdekaan Indonesia, Soekarno yang telah menjabat sebagai Presiden RI kembali diasingkan ke Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Sebab, ia dinilai menghalangi langkah Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (6/6/2021), Sejarawan Pangkalpinang Akhmad Elvian mengatakan, Bung Karno diasingkan di Bangka selama 1948-1949. Lokasi pengasingan Bung Karno berada di Pesanggrahan Menumbing, tepatnya di puncak perbukitan Menumbing, Bangka Barat.
Kemudian, Bung Karno dipindahkan ke pusat Kota Muntok, Bangka Barat. Pasalnya, Belanda menilai Pesanggrahan Menumbing kurang layak sehingga membahayakan kesehatan Bung Karno.
Belanda sangat berhati-hati dalam menjaga tahanan politik mereka, karena diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kini, kawasan perbukitan Menumbing serta bangunan di atasnya menjadi cagar budaya yang dilindungi, sekaligus lokasi wisata sejarah.