Sandiaga memaparkan, selama ini para biksu yang melakukan ibadah Waisak di Borobudur sebenarnya tidak langsung naik ke area atas candi.
Baca juga: Tiket Naik ke Candi Borobudur Rp 750.000, Jumlah Wisatawan Terancam Turun Drastis
“Seperti kita ketahui, untuk umat Budha pada hari Waisak kemarin, mereka melakukan peribadatan di pelataran dan itu di kawasan (Candi Borobudur) bukan di dalam candi. Mereka menghadap ke candi, jadi tidak akan terganggu," jelas Sandiaga.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa umat Buddha tetap bisa beribadah dan menggunakan kawasan candi, tanpa kesulitan mengenai kenaikan tarif dan kuota yang naik ke atas bangunan.
Kendati demikian, Sandiaga menyebutkan bahwa angka kenaikan tarif Candi Borobudur tersebut masih belum final.
Baca juga: Syarat Wisata ke Candi Borobudur Saat Ini, Boleh Naik ke Atas?
Pihaknya akan menerima semua masukan dari berbagai pihak, termasuk umat Buddha, terkait kepastian harga tiket masuk kunjungan bagi wisatawan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar pembahasan tentang Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, tidak menimbulkan perpecahan.
“Saya mengimbau, kita boleh mengungkapkan pendapat di media sosial maupun media mainstream, tapi kita jaga betul Candi Borobudur ini, karena merupakan ikon dari sejarah, jadi benar-benar harus dijaga,” ujarnya.
Baca juga: Borobudur Akan Jadi Kawasan Green Tourism, Andalkan Kendaraan Listrik
“Jadi jangan menimbulkan perpecahan dan polarisasi, mari tenangkan pikiran dan dinginkan suasana,” pungkas Sandiaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.