Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alternatif Candi Borobudur, Ini 10 Wisata Candi di Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Kompas.com - 07/06/2022, 14:55 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan akan membatasi pengunjung Candi Borobudur dengan cara menerapkan tarif baru.

Tarif baru yang rencananya akan dikeluarkan bagi pengunjung atau turis lokal adalah Rp 750.000 per orang untuk naik ke Candi Borobudur. Sementara itu, untuk turis mancanegara dikenakan tarif 100 dollar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp 1.443.000.

Baca juga: Harga Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Ibadah Umat Buddha Tak Akan Terganggu

Luhut juga mengatakan, kenaikan harga tiket ini bertujuan untuk membatasi jumlah pengunjung sehingga kondisi candi sebagai cagar budaya tetap lestari.

“Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1.200 orang per hari,” ucap Menko Luhut dikutip dari Kompas.com, Minggu (05/06/2022).

“Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara,” jelas Menko Luhut.

Adanya rencana kenaikan tarif itu lantas memunculkan kontroversi di tengah masyarakat. Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASSPI) Agus Pahlevi menyatakan, dengan adanya tiket naik ini akan meningkatkan kualitas wisata di Candi Borobudur.

“Nantinya wisatawan akan dipandu oleh pemandu wisata. Jika sebelumnya kebanyakan pengunjung hanya datang untuk berfoto, kini mereka akan mendapat pengalaman yang maksimal dan berkualitas,” terangnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Pro Kontra Kenaikan Harga Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000

Agus juga berpandangan, dengan penerapan tiket naik ke Candi Borobudur diharapkan dapat menjaga kelestarian cagar budaya itu. Apalagi selama ini, terjadi ketidaksesuaian antara carrying capacity dengan jumlah pengunjung Borobudur.

“Jika permasalahan tersebut tidak diatasi sekarang, berapa lama lagi kita bisa menikmati Borobudur? Saya rasa ini adalah cara untuk menghargai Candi Borobudur,” ungkapnya.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sri Margana mengaku tidak sepakat dengan rencana pemberlakuan tiket naik ke Candi Borobudur Rp 750.000 bagi wisatawan domestik.

“Membatasi kunjungan dengan cara menaikkan tiket secara ugal-ugalan itu juga akal-akalan saja, mau melindungi obyeknya tetapi tidak mau berkurang penghasilannya,” kata Sri dikutp dari BBC Indonesia edisi Sabtu (5/6/2022).

Nah, ditengah pro dan kontra tersebut, tahukah Anda bahwa wisatawan memiliki banyak alternatif candi lain yang bisa dikunjungi selain Candi Borobudur. Apalagi letak candi-candi ini ada dalam satu provinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Alternatif wisata candi

Beberapa candi tersebut juga memiliki harga tiket yang terbilang cukup terjangkau untuk dikunjungi. Berikut sepuluh alternatif candi indah di Yogyakarta yang telah dirangkum oleh Kompas.com dari situs Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Baca juga: Kenapa Jumlah Wisatawan di Candi Borobudur Harus Dibatasi?

1. Candi Prambanan

Candi Prambanan, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. DOK. borobudurpark.com Candi Prambanan, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. DOK. borobudurpark.com

Candi Prambanan merupakan salah satu candi paling populer di Yogyakarta yang terletak di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY.

Candi Prambanan menjadi salah satu kompleks Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara yang mendapat predikat sebagai Warisan Budaya Dunia dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) World Heritage.

Kompleks candi dibangun sekitar tahun 850 Masehi pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Balitung Maha Sambu.

Baca juga: 9 Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Wisatawan cukup merogoh kocek Rp 50.000 untuk bisa masuk ke kompleks candi ini. Adapun tiket bagi anak-anak dibanderol seharga Rp 25.000 saja.

Legenda mengisahkan bahwa Candi Prambanan dibangun oleh Bandung Bondowoso atas permintaan Roro Jonggrang. Permintaan Roro Jonggrang adalah pembuatan seribu arca sebagai syarat pernikahan.

Karena kesaktiannya, Bandung Bondowoso hampir memenuhi persyaratan tersebut. Namun, pada arca ke-999, Rara Jonggrang meminta bantuan warga untuk menumbuk padi dan membuat api besar, sehingga ayam pun berkokok lantaran mengira pagi telah tiba.

Bandung Bondowoso pun murka karena merasa dicurangi dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke-1.000.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com