Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Borobudur, Peninggalan Dinasti Syailendra 

Kompas.com - Diperbarui 17/01/2023, 13:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Penemuan Borobudur

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Situs sejarah itu sempat ditinggalkan. 

Dugaan sementara sejumlah ahli, penyebab kompleks candi tersebut ditinggalkan adalah bencana Gunung Merapi meletus pada 1006. Namun, hasil penelitian geologi, vulkanologi, dan arkeologi belum dapat membuktikan letusan hebat tersebut.

Baca juga: 7 Wisata Sekitar Candi Borobudur, Bisa Jadi Alternatif Tempat Liburan

Pada abad ke-18, dapat dipastikan Candi Borobudur sudah tidak digunakan lagi. Beberapa naskah Jawa, salah satunya Centhini, menyebutkan lokasi candi ini sebagai bukit atau tempat yang dapat membawa kematian atau kesialan. 

Artinya, tempat ini sudah ditinggalkan sebagai tempat suci agama Buddha.

Umat Buddha mengikuti detik-detik Tri Suci Waisak 2566 BE di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). Memahami sejarah Candi Borobudur bisa membantu kita menyelami lebih jauh tentang peninggalan bersejarah ini.KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Umat Buddha mengikuti detik-detik Tri Suci Waisak 2566 BE di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). Memahami sejarah Candi Borobudur bisa membantu kita menyelami lebih jauh tentang peninggalan bersejarah ini.

Pada 1814, Candi Borobudur kembali ditemukan. Balai Konservasi Borobudur dalam situsnya menyebutkan, Sir Thomas Stanford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu ditemukan susunan batu bergambar. 

Kemudian, Raffles mengutus seorang Belanda bernama Cornelius untuk memimpin pembersihan situs yang saat itu tertutup oleh tanah, semak belukar, dan pepohonan. 

Baca juga: 5 Fakta Relief Lalitavistara di Candi Borobudur

Pada 1835, pembersihan itu dilanjutkan oleh Residen Kedu yang bernama Hartman. Tak hanya pembersihan, ia juga mengadakan penelitian mengenai situs tersebut. Namun, laporan mengenai penelitian ini tidak pernah terbit.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com