Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan Viral Ambil Foto di Bromo Bayar Rp 1 Juta, Begini Kata Pengelola

Kompas.com - 08/06/2022, 15:33 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Sabtu (4/6/2022), viral sebuah unggahan video di media sosial Instagram yang menunjukkan kuitansi bukti tagihan Rp 1 juta untuk pengambilan foto di Gunung Bromo, Jawa Timur.

"Untuk para pecinta foto dan selama pengambilan gambar di Bromo dikenakan biaya 1 juta," demikian caption yang dituliskan pemilik akun.

Baca juga: 6 Wisata Sekitar Gunung Bromo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Dalam video itu, terlihat kuitansi serta surat izin masuk kawasan yang dikeluarkan oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS). Sejumlah warganet pun turut berkomentar dan menyayangkan hal tersebut.

Terkait viralnya unggahan tersebut, Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat memberikan penjelasannya ketika dihubungi Kompas.com.

Dianggap untuk kebutuhan komersial

Sarif menyampaikan, pada 3 Juni 2022, pemilik akun, yang juga merupakan seorang pemandu lokal sekaligus fotografer, membawa sekitar 20 orang tamu untuk melakukan pengambilan foto di kawasan Gunung Bromo.

Melihat perlengkapan dan jenis kamera profesional yang dibawa oleh Agung, petugas di lapangan berpendapat bahwa kegiatan tersebut masuk kategori tarif senilai Rp 1 juta, sesuai aturan yang berlaku.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Masih Belum Naik, Ini Daftarnya

Adapun mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis Dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan, tercantum bahwa keperluan pengambilan gambar untuk paket video komersial dikenakan tarif Rp 10 juta, Rp 1 juta untuk paket handycam, dan Rp 250.000 untuk paket foto.

"Petugas berpendapat kalau aktivitas yang dilakukan oleh Agung dan kliennya masuk dalam kategori tarif senilai Rp 1 juta karena menggunakan kamera profesional. Kami petugas melihatnya seperti itu," sambung Ayip saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

Naik sepeda motor di lautan pasir Gunung Bromo.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Naik sepeda motor di lautan pasir Gunung Bromo.

Namun, menurut Ayip, petugas sudah menjelaskan aturan tersebut ketika rombongan Agung tiba di pos masuk.

"Oleh petugas dijelaskan, bahwa dengan aktivitas yang akan dilakukan oleh Agung (pemilik akun) dan kliennya itu ada ketentuannya, berdasarkan PP No.12 tahun 2014, bagian snapshoot film," ucapnya.

KEINDAHAN ALAM INDONESIA - Warga melintas di kawasan wisata Gunung Bromo di Metigen, Desa Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (7/6/2018). Lokasi wisata tersebut menjadi tujuan favorit wisata karena panorama alamnya yang menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara. KOMPAS.com/MAULANA MAHARDHIKA KEINDAHAN ALAM INDONESIA - Warga melintas di kawasan wisata Gunung Bromo di Metigen, Desa Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (7/6/2018). Lokasi wisata tersebut menjadi tujuan favorit wisata karena panorama alamnya yang menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sudah klarifikasi dan duduk bersama

Usai penjelasan di pos, Ayip menyebut bahwa yang bersangkutan tidak menyampaikan komplain atau keberatan lainnya terkait tarif.

"Saat itu, yang bersangkutan tidak ada komplain dan tidak juga menyampaikan keberatannya. Walaupun dia orang lokal, namun jika aturannya seperti itu, ia tidak keberatan membayar, artinya kan dia menerima," ujar Ayip menjelaskan.

Baca juga: 5 Wisata Lumajang yang Searah ke Bromo, Ada Ranu Pani

Kemudian, setelah unggahan tersebut viral, Ayip mengeklaim bahwa pihaknya sudah duduk bersama dengan pihak Agung untuk mengklarifikasi masalah itu bersama. Termasuk karena unggahan itu mengundang banyak respons dari warganet.

"Saya sudah klarifikasi kepada yang bersangkutan. Saya tanyakan juga mengapa dia malah upload di media sosial sehingga respons netizen ramai sekali," kata Ayip.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Ternyata, menurutnya, Agung sebagai pemilik usaha perjalanan bermaksud memberi informasi kepada calon klien.

"Agung menjelaskan, ternyata ia ingin memberi informasi kepada calon klien-kliennya terkait tarif untuk fotografi, video, dan film berdasarkan ketentuan tersebut, sebab usaha yang digarap oleh Agung sudah terbilang lama sejak tahun 2017, tapi respons dari netizen luar biasa," kata Ayip.

Baca juga: Piknik Lesehan di Bromo, Sarapan Outdoor dengan Pemandangan Indah Gunung Bromo

Tarif diserahkan untuk PNBP

Lebih lanjut, Ayip menegaskan bahwa tarif yang dibayar oleh Agung langsung diserahkan untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Satu hal lagi, tarif yang dibayarkan oleh Agung ini langsung dibayar ke PNBP, bukan untuk Taman Nasional, dan bukan untuk kalangan kami juga," tegasnya.

Ia menambahkan, jika ada pengaduan yang ingin disampaikan, calon pendaki bisa menelepon call center yang tertera di pos masuk TNBTS.

Baca juga: Turis Asing Lebih Tahu Gunung Rinjani Ketimbang Gunung Bromo?

"Kami dari Taman Nasional sudah berusaha responsif, seperti pada pintu masuk telah dipasang call center pengaduan apabila ada tindak pelanggaran atau hal yang perlu ditanyakan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com