Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2022, 22:43 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Kota pelabuhan   

Djawahir Muhammad dalam Semarang Lintasan Sejarah dan Budaya (2016), dikutip dari laman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah mengungkapkan, sejarah Kota Semarang dimulai sekitar abad ke-7 masehi. 

Kota Semarang menjadi pelabuhan di bawah pemerintahan Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram Kuno. Kala itu, Dinasti Syailendra merupakan penguasa Pulau Jawa. 

Kota Semarang berfungsi sebagai pelabuhan. Rakai Pikatan menjadikan Pragota (kini dikenal sebagai Bergota) untuk jalur lalu lintas dengan kerajaan lain, salah satunya Kerajaan Sriwijaya, Sumatera.

Baca juga: 8 Wisata di Jalur Semarang-Yogyakarta, Bisa Mampir Saat Mudik

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Saat itu, geografis Kota Semarang berupa hamparan pantai yang landai, membujur sepanjang kaki Pegunungan Ungaran. Di antara bukit-bukit itu, mengalir Sungai Kaligarang yang mempertemukan arus Kali Kripik dan Kali Kreo. 

Sungai-sungai tersebut menjadi jalan bagi kapal-kapal yang akan berlabuh ke Pelabuhan Semarang. 

Kini, Kota Semarang masih menjadi salah satu kota pelabuhan terbesar di Indonesia, yakni dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas. 

Baca juga: 7 Spot Foto Instagramable di Kota Lama Semarang

Berdasarkan informasi dari situs Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Pelabuhan Tanjung Emas merupakan satu-satunya pelabuhan di Kota Semarang. Pelabuhan ini memiliki fasilitas antara lain, pemecah gelombang, alur pelayaran, kolam pelabuhan,dermaga, fender, gudang, dan terminal seluas 3.000 meter persegi.

Terdapat Mercusuar Willem 3 yang dibangun pada 1884 oleh pemerintah kolonial Belanda. Tujuannya, untuk menjadikan Semarang sebagai kota pelabuhan dan dagang. 

Baca juga: 15 Wisata Alam di Semarang, Cocok untuk Libur Panjang 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com