KOMPAS.com - Semarang, merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar di Indonesia. Ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini, berada di pesisir pantai utara Pulau Jawa.
Kota Semarang mempunyai sejarah panjang, salah satunya mengenai asal-usul nama Semarang. Menariknya, nama Semarang ternyata berkaitan dengan pohon asem yang dulunya tumbuh di wilayah tersebut.
Berikut sejarah serta asal-usul nama Semarang yang dihimpun Kompas.com.
Baca juga: 11 Tempat Wisata di Semarang, Cocok buat Liburan Keluarga
Mengutip situs Center Of Excellence (CoE) Budaya Jawa, asal-usul nama Semarang berkaitan dengan Kerajaan Demak. Pada akhir abad ke-15, Pangeran Made Pandan dari Kerajaan Demak diutus untuk menyebarkan agama Islam ke perbukitan Pragota (sekarang dikenal sebagai Bukit Bergota).
Pangeran Made Pandan kemudian menjadi kepala daerah setempat, bergelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur.
Menariknya, tumbuh pohon asam di wilayah tersebut, namun dengan jarak yang renggang. Oleh sebab itu, wilayah tersebut diberi nama Semarang.
Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam di Kota Semarang, Menikmati Sejarah dan Seni
Nama Semarang diambil dari bahasa Jawa asem, yang berarti pohon asam dan arang-arang yang maknanya jarang-jarang atau berjauhan satu sama lain. Asal-usul nama Semarang diambil dari fenomena unik pohon asam yang tumbuh berjauhan satu sama lain.
Sepeninggal Kyai Ageng Pandan Arang I, posisi kepala daerah dilanjutkan oleh sang putra yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, Semarang tumbuh pesat.
Pada 2 Mei 1547, ditetapkan sebagai hari jadi Kota Semarang. Penetapan hari lahir tersebut bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 954 Hijriah.
Selanjutnya, setiap 2 Mei diperingati sebagai hari jadi Kota Semarang.
Baca juga: 8 Pantai Semarang dan Sekitarnya, Ada Pantai dengan Hutan Mangrove
Djawahir Muhammad dalam Semarang Lintasan Sejarah dan Budaya (2016), dikutip dari laman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah mengungkapkan, sejarah Kota Semarang dimulai sekitar abad ke-7 masehi.
Kota Semarang menjadi pelabuhan di bawah pemerintahan Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram Kuno. Kala itu, Dinasti Syailendra merupakan penguasa Pulau Jawa.
Kota Semarang berfungsi sebagai pelabuhan. Rakai Pikatan menjadikan Pragota (kini dikenal sebagai Bergota) untuk jalur lalu lintas dengan kerajaan lain, salah satunya Kerajaan Sriwijaya, Sumatera.
Baca juga: 8 Wisata di Jalur Semarang-Yogyakarta, Bisa Mampir Saat Mudik
View this post on Instagram
Saat itu, geografis Kota Semarang berupa hamparan pantai yang landai, membujur sepanjang kaki Pegunungan Ungaran. Di antara bukit-bukit itu, mengalir Sungai Kaligarang yang mempertemukan arus Kali Kripik dan Kali Kreo.
Sungai-sungai tersebut menjadi jalan bagi kapal-kapal yang akan berlabuh ke Pelabuhan Semarang.
Kini, Kota Semarang masih menjadi salah satu kota pelabuhan terbesar di Indonesia, yakni dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas.
Baca juga: 7 Spot Foto Instagramable di Kota Lama Semarang
Berdasarkan informasi dari situs Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Pelabuhan Tanjung Emas merupakan satu-satunya pelabuhan di Kota Semarang. Pelabuhan ini memiliki fasilitas antara lain, pemecah gelombang, alur pelayaran, kolam pelabuhan,dermaga, fender, gudang, dan terminal seluas 3.000 meter persegi.
Terdapat Mercusuar Willem 3 yang dibangun pada 1884 oleh pemerintah kolonial Belanda. Tujuannya, untuk menjadikan Semarang sebagai kota pelabuhan dan dagang.
Baca juga: 15 Wisata Alam di Semarang, Cocok untuk Libur Panjang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.