Penggunaan material spons dan daun mendong bertujuan untuk meminimalisasi tekanan dan keausan pada batu candi.
Meski begitu, Aryono mengatakan, pihaknya saat ini masih terus melakukan riset untuk mencari alternatif terbaik.
"Bahannya masih mencari opsi terbaik. Kami akan terus mengadakan riset karena kalau nantinya memakai daun mendong, ketersediaan bahannya kurang, tentunya kami harus mencari bahan lain yang green juga," ujarnya.
Baca juga: Harga Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Ibadah Umat Buddha Tak Akan Terganggu
Sedangkan untuk pembuatan sandal akan diproduksi oleh masyarakat sekitar, termasuk penyediaan stok.
Kendati demikian, belum ada waktu pasti kapan penggunaan sandal tersebut diberlakukan.
"Semua bertanya-tanya, cuma belum ada waktu pasti karena banyak yang harus kami siapkan. Selain sandal, kami harus riset lagi, termasuk aturan-aturannya yang akan mengacu keputusan pemerintah," kata dia.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Masih Belum Naik, Ini Daftarnya
Aryono melanjutkan, apabila program ini sudah beres, harga paket untuk wisatawan yang naik ke bangunan candi sudah termasuk sandal.
"Sandalnya wajib dibawa pulang oleh wisatawan, atau nanti kami juga akan menyediakan tempat untuk sandal yang telah selesai digunakan agar tidak menimbulkan masalah baru berupa sampah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.