Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Candi Borobudur Bakal Pakai Sandal Khusus untuk Cegah Keausan

Kompas.com - 09/06/2022, 07:28 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyiapkan sandal khusus (upanat) guna melindungi bagian candi dari keausan akibat beban wisatawan.

Nantinya, semua pengunjung yang naik ke Candi Borobudur wajib memakai sandal ini.

"Upanat itu sebuah proteksi yang di mana nanti pengunjung bisa masuk ke candi itu dibekali dengan sandal khusus yang bisa melindungi candi dari keausan," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati, dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN, Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Tiket Naik Borobudur Rp 750.000, Ini Perbandingan Harga Masuk Candi di Dunia

Lebih lanjut, Kepala Auditor PT TWC Aryono Hendro Malyanto menjelaskan, desain dan bahan sandal telah melalui riset yang dilakukan oleh tim konservasi pada relief candi.

"Jadi sandal itu memang didesain sedemikian rupa oleh teman-teman ahli konservasi melalui riset, berdasarkan pada relief yang ada di Candi Borobudur," kata Aryono kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Adapun rencananya, dari beberapa opsi material yang ramah terhadap batu, spons menjadi pilihan terbaik saat ini.

"Dari beberapa material yang ramah terhadap batu itu adalah spons seperti pada sandal jepit, lalu di atas spons akan dilapis dengan daun mendong, atau yang biasa digunakan oleh orang Jawa untuk membuat tikar," tutur Aryono.

Baca juga: Di Mana Letak Candi Borobudur dan Apa Fungsinya untuk Umat Buddha?

 

Masih cari material terbaik

Sandal khusus Upanat yang harus dipakai wisatawan saat berkunjung ke area terbatas Candi BorobudurDok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandal khusus Upanat yang harus dipakai wisatawan saat berkunjung ke area terbatas Candi Borobudur

Penggunaan material spons dan daun mendong bertujuan untuk meminimalisasi tekanan dan keausan pada batu candi.

Meski begitu, Aryono mengatakan, pihaknya saat ini masih terus melakukan riset untuk mencari alternatif terbaik.

"Bahannya masih mencari opsi terbaik. Kami akan terus mengadakan riset karena kalau nantinya memakai daun mendong, ketersediaan bahannya kurang, tentunya kami harus mencari bahan lain yang green juga," ujarnya.

Baca juga: Harga Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Ibadah Umat Buddha Tak Akan Terganggu

Sedangkan untuk pembuatan sandal akan diproduksi oleh masyarakat sekitar, termasuk penyediaan stok.

Kendati demikian, belum ada waktu pasti kapan penggunaan sandal tersebut diberlakukan.

"Semua bertanya-tanya, cuma belum ada waktu pasti karena banyak yang harus kami siapkan. Selain sandal, kami harus riset lagi, termasuk aturan-aturannya yang akan mengacu keputusan pemerintah," kata dia.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Masih Belum Naik, Ini Daftarnya

Aryono melanjutkan, apabila program ini sudah beres, harga paket untuk wisatawan yang naik ke bangunan candi sudah termasuk sandal.

"Sandalnya wajib dibawa pulang oleh wisatawan, atau nanti kami juga akan menyediakan tempat untuk sandal yang telah selesai digunakan agar tidak menimbulkan masalah baru berupa sampah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com