Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Sejarah Sisa Gudang Timur Kasteel Batavia, Kini Memprihatinkan

Kompas.com - 10/06/2022, 16:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 1 kilometer (km) dari Museum Sejarah Jakarta, ada sisa runtuhan gudang logistik yang cukup terkenal sejak jaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) menguasai Tanah Batavia, yaitu Gudang Timur di kawasan Jakarta Utara.

Lokasi gudang bisa dicapai dengan berjalan kaki kurang lebih seperempat jam dari kawasan Taman Fatahillah.

Untuk masuk ke area gudang, kamu harus melewati sebuah lorong sempit, bagian kecil dari tembok Batavia yang mirisnya justru dijadikan semacam saung berdinding tripleks oleh warga sekitar.

Baca juga: Zaman Dulu, Lapangan Banteng Tempat Berkumpulnya Para Elite Batavia

Gudang ini punya nasib yang jauh berbeda dengan kompleks Museum Bahari (dulunya gudang rempah VOC), sebab kondisinya kini sangat memprihatinkan.

Akar pohon beringin pun terlihat menjulur dari atap hingga menyentuh tanah, seolah menyatu dengan dinding gudang.

Baca juga: Kerajinan Perak Kotagede, dari VOC hingga Orde Baru

Di sekitar area itu banyak sekali kubangan air dan lumpur, serta jejak roda truk-truk kontainer yang berlalu-lalang.

Gudang Timur pada masa VOC

Pemandu tur dari Komunitas Historia Indonesia (KHI) bernama Duta pada Sabtu (4/6/2022) bercerita bahwa dulunya gudang ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan logistik pangan dan komoditas VOC.

Beberapa komoditas itu, seperti beras, kacang-kacangan, kopi, teh, hingga barang kerajinan seperti keramik dan porselen.

Akar pohon beringin yang mencengkram dinding Gudang Timur, Jakarta UtaraKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Akar pohon beringin yang mencengkram dinding Gudang Timur, Jakarta Utara

Gudang Timur telah difungsikan sejak abad ke-17. Namun karena bangkrut dan berakhirnya kekuasaan VOC pada 31 Desember 1799, pada tahun 1808 Gubernur Jendral Daendels memerintahkan untuk membongkar tembok beserta isinya.

Daendels kemudian memindahkan pusat pemerintahan Hindia Belanda ke Weltevreden yang sekarang berada di kawasan Jakarta Pusat.

Baca juga: Suramnya Istana Megah Daendels di Depan Lapangan Banteng

"Daendels juga memindahkan pusat pemerintahan karena khawatir dengan penyakit malaria yang mewabah saat itu," kata Duta.

Kubangan air di sekitar Gudang Timur Batavia, Jakarta UtaraKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Kubangan air di sekitar Gudang Timur Batavia, Jakarta Utara

Ia menambahkan, pasca-kemerdekaan Indonesia, Soekarno memerintahkan agar seluruh bangunan peninggalan Belanda di Tanah Air harus dikosongkan, begitu pula dengan gudang ini.

Sekarang, halaman depan gudang kerap dijadikan tempat bermain bola oleh anak-anak Kampung Tongkol.

Baca juga: Jejak Eropa di Balai Kota Solo, Ada Bunker Belanda dari Tahun 1941

Sedangkan halaman belakangnya kini telah menjadi area parkir truk-truk pengangkut kontainer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com