Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Benteng Keraton Buton yang Terluas di Dunia 

Kompas.com - 13/06/2022, 12:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

3. Terbuat dari batu kapur

Arsitektur bangunan Benteng Keraton Buton terbilang cukup unik, karena terbuat dari batu kapur atau gamping. Konon, batuan tersebut direkatkan dengan campuran putih telur, pasir dan kapur sehingga menjadi bangunan benteng. 

Tidak seperti benteng pertahanan lainnya, Benteng Keraton Buton dibangun atas inisiatif masyarakat pribumi yaitu pada masa pemerintahan Sultan Buton III, yakni Sultan La Sangaji atau Sultan Kaimuddin. 

Baca juga: Tradisi Adat Batu Poaro di Baubau, Anak-anak Pun Berebut Uang

4. Ada meriam peninggalan Belanda dan Portugis

Terdapat meriam atau badili, di dalam Benteng Keraton Buton. Meriam itu merupakan bekas persenjataan Kesultanan Buton peninggalan Portugis dan Belanda. 

Selain meriam, benteng ini juga mempunyai pintu gerbang atau lawa dan baluara badili atau bastion dudukan meriam (emplasemen). 

Lawa berfungsi sebagai penghubung keraton dengan kampung-kampung di sekelilingnya. Terdapat 12 lawa pada Benteng Keraton Buton, yang menurut keyakinan masyarakat mewakili jumlah lubang pada tubuh manusia. 

Pemandangan dari Benteng Keraton ButonKompas.com/ Silvita Agmasari Pemandangan dari Benteng Keraton Buton

Sementara itu, baluara berasal dari bahasa Portugis yaitu baluer, yang berarti bastion. Baluara dibangun pada 1613, di masa pemerintahan Sultan Buton IV, yakni Sultan La Elangi yang bergelar Sultan  Dayanu Ikhsanuddin. 

Terdapat 16 baluara, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peluru dan mesiu. Setiap baluara memiliki bentuk berbeda-beda, sesuai dengan kondisi lahan. 

5. Bekas ibu kota Kesultanan Buton 

Benteng Keraton Buton merupakan bekas ibu kota Kesultanan Buton. Obyek wisata bersejarah ini, berada di Desa Wisata Limbo Wolio, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Benteng Keraton Buton ini berada pada ketinggian sekitar 100 mdpl, sehingga pengunjung bisa melihat panorama sunrise dan sunset, Kota Baubau dari lokasi keraton.  Meskipun usianya sudah ratusan tahun, namun benteng ini masih berdiri kokoh hingga sekarang. 

Baca juga: Spot Baru Menikmati Laut Baubau, Tersembunyi di Balik Kebun Warga

6. Desa Wisata Limbo Wolio  

Daya tarik Benteng Keraton Buton lainnya adalah keberadaan Desa Wisata Limbo Wolio di dalam kawasan benteng. Desa wisata ini memiliki luas wilayah sekitar 42 hektar, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.223 jiwa. 

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Limbo Wolio dapat menikmati situs berserajarah tersebut. Selain itu, pengunjung juga bisa mendatangi beberapa situs sejarah lainnya di kawasan Benteng Keraton Buton. 

Benteng Keraton Buton (Benteng Wolio)https://jadesta.kemenparekraf.go.id Benteng Keraton Buton (Benteng Wolio)

Meliputi, Masjid Agung Keraton Buton, kasulana tombi atau tiang bendera Kesultanan Buton, batu popaua yang merupakan tempat pelantikan sultan, batu wolio, makam para raja dan sultan, baruga atau balai pertemuan, gudang peluru, Goa Arung Palaka, dan jangkar kapal VOC. 

Desa Wisata Limbo Wolio berjarak sekitar empat kilometer dari pusat Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Dari Pelabuhan Murhum, jaraknya sekitar empat kilometer dan dari Bandara Betoambari berjarak hanya tiga kilometer. 

Lokasi desa wisata ini dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.

Baca juga: Bandara Betoambari Baubau Siap Jadi Penyangga Wisata Wakatobi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com