Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Keyza Widiatmika
Dosen

Mengajar paruh waktu di Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI)

Hanya Orang "Sakit Gede" yang Senang Lihat Bali Macet Lagi

Kompas.com - 13/06/2022, 17:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika dibandingkan dengan total penduduk yang diproyeksikan mencapai 4.362.700 jiwa di tahun yang sama, maka jangan heran kemacetan melanda akibat dari satu penduduk yang punya lebih dari satu kendaraan, meski di usia belia.

Perkara berikutnya pada fasilitas untuk pejalan kaki. Kita tentu masih bisa mengingat kejadian pada 2017, ketika aktor Nicholas Saputra menegur para turis pengendara sepeda motor yang berusaha menerobos langkah kakinya di jalur pedestrian.

Perilaku para turis tersebut jelas salah. Namun jika dicari gara-garanya, kita tak bisa mengelak bahwa mereka hanya meniru kebiasaan buruk yang kita lakukan di surga destinasi pariwisata ini saat menantang kemacetan.

Trotoar Bali telah gagal dan kita harus mengakuinya. Dari rangkuman oleh Tripadvisor, wilayah persawahan dan usaha privat mendominasi daftar area indah pejalan kaki.

Tak nampak rekomendasi untuk menikmati panorama sambil berjalan di trotoar kota. Trotoar Bali tak bisa dibilang ramah pejalan kaki.

Selain banyak dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima, banyak orang kaya yang tak bisa menyediakkan lahan parkir untuk koleksi mobilnya.

Selain itu berdiri tiang-tiang listrik, kondisi paving yang bobrok, hingga posisi trotoar yang buntung di tengah jalan, sementara sambungannya ada di jalan yang berseberangan dengan jalur sehingga harus melangkahi selokan untuk mencapainya.

Lantas, bagaimana nasib para penyandang disabilitas saat memanfaatkan trotoar?

Hal paling parah dalam skala internasional, Indonesia pernah mendapat predikat sebagai negara dengan peningkatan kecelakaan lalu lintas tertinggi oleh WHO.

Jumlah korban tewas akibat kecelakaan bahkan mencapai 120 jiwa setiap harinya. Di Bali, ada sekitar 2.077 kasus laka lantas per tahun jika dirata-ratakan selama tiga tahun sejak 2019.

Untuk mengatasi persoalan ini, pastinya pemerintah enggan berdiam diri. Apa lagi kalau kedatangan tamu acara kenegaraan. Forum G20, misalnya.

Segala upaya dari bongkar pasang trotoar hingga penataan taman dilakukan di sepanjang 22 kilometer jalan nasional. Anggarannya fantastis, sekitar Rp 200 miliar. Namun perihal realisasinya, kita bisa beri nilai sendiri.

Tingkat kemacetan lalu lintas di Bali sudah tahap akut. Sementara kita masih terbuai dengan hal-hal karnavalsentris dengan kedok estetika kacangan.

Macet jelas membawa petaka. Dampaknya beragam seperti pemborosan bahan bakar minyak di tengah harganya yang mahal.

Kemudian kandasnya produktivitas dalam pekerjaan, hingga lambannya perputaran perekonomian yang selama ini jadi impian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com