Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Indonesia Capai Puncak Gunung Tertinggi di Amerika Utara

Kompas.com - 15/06/2022, 16:11 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Singgah di lima camp

Pendakian tim Jelajah Putri melalui jalur West Buttress, yang dikenal memiliki lima camp.

Basecamp pada awal pendakian terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Selanjutnya, camp kembali ditemui pada ketinggian 2.400 mdpl, 2.900 mdpl, dan 3.400 dmpl.

Sementara camp keempat berada di ketinggian 4.150 mdpl dan camp kelima di ketinggian 5.200 mdpl.

Baca juga: Catat, Ini Daftar Perlengkapan yang Harus Ada Saat Mendaki Gunung

Putri dan Agi harus melakukan strategi penyiapan logistik yang berbeda dari camp ketiga ke keempat, lalu camp keempat ke camp kelima.

Mereka butuh waktu sekitar sehari untuk meletakkan logistik di sepanjang jalur camp ketiga menuju camp keempat, begitu pula ketika melanjutkan dari camp keempat ke camp kelima.

Teknik cacheing logistic seperti ini penting untuk mengantisipasi jika pendakian terhambat cuaca.

"Menuju camp 5 (kami) menghabiskan waktu 10 jam," ucap Putri, sesampainya di titik yang biasa disebut high camp itu.

Pendakian berat menuju puncak

Usai beristirahat setelah mencapai camp kelima, dua pendaki yang pernah belajar ice and snow climbing di Gunung Cook Selandia Baru itu mulai melakukan pendakian menuju puncak.

Pendakian tersebut dikenal paling berat dan kerap memakan korban. Salah satunya adalah Matthias Rimml, pendaki Austria yang terjatuh dan tewas pada Mei lalu.

Baca juga: 5 Gunung Tertinggi di Jawa Tengah, Mana yang Sudah Kamu Daki?

Selain itu, banyak pula pendaki yang gagal pada musim pendakian ini akibat terpaan angin kencang yang membuat suhu turun drastis di bawah 0 derajat Celcius.

Pada Kamis (09/06/2022) pagi waktu Alaska, meski hujan salju turun dan suhu udara sangat dingin, namun cuaca terbilang bagus. 

Putri dan Agi berjalan melalui jalur dengan jurang mengintai di kedua sisi. Mereka kemudian melanjutkan pendakian hingga di sisi Archdeacons Tower, hingga perlahan puncak tertinggi di benua Amerika itu mulai terlihat.

Perjuangan keduanya tak berhenti sampai di situ. Sebab, Putri dan Agi masih harus mendaki lereng berhias jurang dalam di sisi kanan, kemudian lanjut melalui punggungan bersalju sebagai babak terakhir.

Hingga tiba di ujung punggung, tidak ada lagi elevasi.

"Capek, dingin, nafas yang terengah-engah seakan hilang terbayar oleh pencapaian tertinggi tersebut," ungkap mereka dalam keterangan tertulis tersebut. 

Setelah mengabadikan momentum, keduanya segera kembali ke camp kelima.

Baca juga: Cara Atasi Hipotermia di Gunung, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Adapun Putri sebelumnya pernah melakukan pendakian Gunung Kilimanjaro Tanzania pada 2016 dan pada tahun yang sama menaklukkan Gunung Cartenz Pyramid, papua.

Pada 2017 Putri mendaki Gunung Elbrus di Rusia dan Gunung Aconcagua di Argentina pada 2018.

Misi berikutnya adalah Vinson Massif di Antartika sekaligus jelajah kutub selatan, serta Gunung Everest dan kutub utara demi mengejar "gelar" the Explorer's Grand Slam, gelar pertama yang bakal dipersembahkan bagi Indonesia.

Gunung Elbrus di Rusia. Putri dan Agi sebelumnya sama-sama pernah mendaki Elbrus.WIKIMEDIA COMMONS/Dmitry A. Mottl Gunung Elbrus di Rusia. Putri dan Agi sebelumnya sama-sama pernah mendaki Elbrus.

Adapun Agi dalam kurun waktu 17 tahun terakhir pernah mencapai puncak Cartensz Pyramid di Papua lebih dari 20 kali.

Baca juga: Impala Universitas Brawijaya Kibarkan Merah Putih di Puncak Elbrus

Dalam pendakian seven summits, ia telah menyelesaikan tiga gunung. Ini termasuk mengikuti dan menjadi juara ketiga Elbrus Race di Gunung Elbrus.

"Pendakian Denali Putri Handayani dan Fandhi Achmad selain mengharumkan nama Indonesia di dunia pendakian, juga ingin membuktikan bahwa perempuan Indonesia bisa mencapai puncak dunia, dalam pekerjaan dan pendakian, baik dengan bantuan pihak lain maupun atas usaha sendiri," tulis tim Jelajah Putri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com