Kamis pagi itu, lembah Sungai Oya diselimuti kabut. Namun, spot panorama Stone Park Turunan cerah. Kompas.com pun seolah berdiri di atas awan.
Baca juga: Memotret Milky Way Pakai HP Android, Perhatikan 4 Hal Ini
Panorama semacam itu pun paling pas diabadikan dalam bentuk timelapse. Gerakan awan yang dipercepat akan tampak seperti ombak berwarna putih.
Saat matahari muncul, kawasan perbukitan sekitar Stone Park menjadi telihat dan menampakkan kecantikannya.
Ujung bukit yang menyembul dari lautan kabut terlihat bagaikan pulau langit yang melayang di angkasa.
Pagi hari sebelum matahari terbit adalah waktu terbaik mengunjungi Stone Park Turunan. Jika tidak berkemah, pengunjung disarankan datang sebelum sunrise.
Menurut pengelola Stone Park bernama Purwanto, Stone Park buka pukul 05.00 WIB sampai setelah matahari terbenam, kecuali bagi yang camping.
Untuk tiket masuk dan penitipan kendaraan, saat ini pengunjung masih membayar sukarela untuk pengembangan tempat wisata ini.
“Camping juga sukarela saat ini. Cuma nantinya kalau sudah jadi, karcis camping Rp 15.000 per orang,” kata Purwanto.
Baca juga: Simbar Semeru Lumajang, Camping Ditemani Gemuruh dan Lava Pijar Semeru
Hasil dana sukarela masyarakat saat ini digunakan untuk membangun fasilitas, seperti pendapa dan toilet.
Adapun jika sudah ada tiket resmi nanti, htm Stone Park adalah Rp 3.000. Namun, saat ini tiket resmi masih dalam proses, sehingga wisatawan hanya perlu membayar sukarela.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.