Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Betawi Jadi Nama Jalan di Jakarta Timur, Ada Mpok Nori dan Haji Bokir

Kompas.com - 17/06/2022, 20:34 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama sejumlah tokoh dan dan seniman Betawi, seperti Nuri Surinuri alias Mpok Nori hingga Muhammad Bokir alias Haji Bokir, diabadikan oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) sebagai nama jalan di wilayah tersebut.

Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur Benhard Hutajulu mengatakan, Jalan Haji Bokir bin Djiun kini menggantikan nama Jalan Raya Pondok Gede yang berada di Kecamatan Kramatjati.

"Jalan Raya Pondok Gede segmen Kelurahan Pinang Ranti, Kelurahan Dukuh, Kelurahan Kramatjati, diganti nama menjadi Jalan H Bokir bin Djiun," kata Benhard, dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/06/2022).

Baca juga: 4 Kota di Belanda Jadikan RA Kartini Nama Jalan, Sudah Tahu?

Papan nama Jalan Haji Bokir bin Djiun sudah terpasang dari simpang Jalan Raya Bogor atau pertigaan Hek hingga persimpangan lampu merah Tamini Square.

Sementara, papan nama Jalan Mpok Nori juga telah terpasang menggantikan plang nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung.

Benhard menyebutkan, di Jakarta Timur, ada lima jalan yang berganti nama menggunakan nama tokoh hingga pejuang kemerdekaan. Selain nama Mpok Nori dan Haji Bokir, ada juga Haji Darip, Entong Gendut, dan Rama Ratu Jaya yang juga dijadikan nama jalan di Jakarta Timur.

Untuk Jalan Haji Darip, dimulai dari titik awal Jalan Raya Bekasi hingga simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Baca juga: 6 Pahlawan Nasional yang Namanya Menjadi Nama Jalan, Ada Sudirman hingga Imam Bonjol

Lalu, titik awal Jalan Entong Gendut adalah persimpangan Jalan Batu Ampar I hingga titik akhir persimpangan Jalan Raya Condet.

Sedangkan Jalan Rama Ratu Jaya menggantikan nama Jalan BKT sisi barat, dengan titik awal persimpangan Jalan Penggilingan hingga Jalan Raya Damai.

"Sudah terpasang semua plangnya," ujar Benhard.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Suasana di perlintasan KA 66 dekat Stasiun Cakung, Jakarta Timur, Rabu (10/4/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Suasana di perlintasan KA 66 dekat Stasiun Cakung, Jakarta Timur, Rabu (10/4/2019).

Alasan di balik perubahan nama jalan di Jakarta

Sebagai informasi, pergantian nama jalan di Jakarta memakai nama tokoh Betawi memang sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.

"Masyarakat Betawi ini memfasilitasi terjadinya proses persenyawaan antar unsur berbagai bangsa yang terjadi di kota ini," ujarnya, dikutip dari Kompas.com (28/10/2021). 

Kendati demikian, Anies mengingatkan bahwa unsur historis juga perlu dipertimbangkan dalam perubahan nama jalan tersebut.

Baca juga: Simak Profil 5 Tokoh Betawi yang Diusulkan Jadi Nama Jalan di Jakarta

Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni dalam waktu yang sama menyampaikan, usulan ini berangkat dari keinginan untuk mengenang jasa dan semangat dari para tokoh Betawi dalam menjalani kehidupan dan perjuangannya.

"Dengan usulan tersebut, kami berharap akan tertularkan spirit dari para tokoh Betawi dalam menjalani kehidupan. Di lain sisi juga kita ingin jalanan Ibu Kota jadi makin harum tiap kali kita menatap bisa mengingat dan mempraktikkan semangat perjuangannya," ucap Sylviana.

Namun, ia juga sepakat bahwa harus ada kajian unsur historis yang dipertimbangkan dalam perubahan nama jalan.

Baca juga: De Park di Jakarta Timur, Bekas Lahan Parkir yang Kini Ramai Wisatawan

Seperti Haji Darip, misalnya, yang bernama asli Muhammad Arif, merupakan salah satu tokoh Betawi yang lama menetap di kawasan Klender, Jakarta Timur.

Beliau dikenal sebagai ulama sekaligus panglima perang untuk mengusir penjajah Jepang dari tanah Betawi, melansir Kompas.com (29/10/2021). 

Tak hanya memulai dakwah untuk menyiarkan agama Islam dari satu mushala ke mushala yang lain, ia juga dikenal atas kegigihannya berjuang di garis depan untuk mengusir penjajah Belanda dan Jepang dari tanah Betawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com