Bata yang terbuat dari plastik ini berbentuk seperti puzzle bata. Ada bagian yang menonjol dipasangkan dengan bata dengan bagian yang menjorok ke dalam. Dengan mekanisme seperti itu, penggunaan semen dapat diminimalkan.
"Plastik kan jenisnya beda-beda ada PE, PET, dan PP selain itu tebalnya juga beda. Nah, itu kami lebur jadi satu dan kita terus berproses serta kolaborasi," ujar Nilu.
Proses riset and development (RnD) tidak hanya dilakukan dengan peneliti, tetapi dengan orang-orang yang dekat dengan materialnya.
Nilu menyampaikan, Presiden Jerman sangat senang dalam kunjungannya ke JNM karena ini merupakan rintisan laboratorium masyarakat yang belum pernah ada sebelumnya.
"Ini jadi spesial juga karena ada di Jogja, mengingat Jogja merupakan tuan rumah seniman-seniman," kata Nilu.
Baca juga: 15 Wisata Bantul Yogyakarta dengan Pemandangan Alam Instagramable
Sementara itu, Kepala Kelurahan Bawuran, Made Supardiono mengatakan bahwa dengan adanya proyek Monumen Antroposen, pihaknya bisa bekerja sama dengan para seniman untuk ikut serta menyelaraskan persoalan sampah di wilahnya.
"Keberadaan Monumen Antroposen ini membuka harapan bagi pemanfaatan sampah juga harapan bagi masyarakat sekitar untuk dapat belajar mengolah sampah hingga dapat membantu memajukan perekonomian warga sekitar," ujarnya.
Seperti yang ditelah dipublikasikan, Proyek Monumen Antroposen ini merupakan sebuah konsep seni kolosal yang bersandar pada kesadaran manusia yang hidup beserta lingkungannya.
Baca juga: Antisipasi Pelaku Usaha Nuthuk Harga, Bantul Siapkan Langkah Ini
Gagasan pembangunan monumen ini merupakan hasil dari perenungan nilai kebudayaan lokal yang dapat berpengaruh pada keharmonisan antar manusia, alam, dan Ilahi secara holistis.
Proyek Monumen Antroposen ini merupakan hasil gagasan dari Indonesian Upcycle Forum yang didukung penuh oleh Goethe-Institut Indonesia dan German Federal Foreign Office.
Harapannya adalah dapat menjadi pusat budaya dan ekonomi kreatif yang mempromosikan ekonomi sirkular yang berbasis komunitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.