Suisno menjelaskan, Goa Kiskendo juga merupakan tempat wisata religi, karena awalnya merupakan kerajaan Mahera Sura dan Lembu Sura.
Adapun percabangan di dalam goa ini menurutnya dulu sering dijadikan sebagai tempat bertapa. Menurut gambar dalam papan mading Peta Goa Kiskendo, terlihat ada sembilan percabangan.
Di antaranya ada Pertapaan Spranji, Pertapaan Tledek, Pertapaan Kusuman, Pertapaan Santri Tani, Pertapaan Semelong, Pertapaan Padasan, Pertapaan Seterbang, Pertapaan lumbung kampek, dan Pertapaan Sekandang.
Baca juga: Kerukunan Antarumat Beragama di Wisata Kulon Progo Akan Jadi Sendratari
"Tujuannya religi, menyembah kepada yang Maha Kuasa, namun di dalam semedi dan yang mengabulkan tetap Yang Maha Kuasa," terang Suisno.
Untuk melestarikan hal ini, wisata religi masih tetap ada meski hanya dilakukan di malam hari.
"Karena masih banyak masyarakat yang percaya dengan adat istiadat dan budaya Jawa, maka wisata religi tetap ada, tetap kami lestarikan karena awalnya Kiskendo seperti itu," tutur dia.
Wisata Goa Kiskendo sendiri dibuka setiap hari untuk umum, pukul 09.00 - 17.00 WIB. Tiket masuknya per orang Rp 6.000, Rp 2.000 untuk parkir motor, dan Rp 5.000 parkir mobil.
Baca juga: Sawah Tadah Hujan Instagramable di Kulon Progo Berlatar Perbukitan Menoreh
Selesai menyusuri goa, Kompas.com juga menikmati pementasan Sendratari Kolosal Sugriwa Subali yang disajikan di panggung terbuka atau amphitheater. Penampilan tari ini dibawakan dengan sangat apik oleh para warga lokal.
Konsepnya sangat menarik dan benar-benar menghibur, karena selain tarian yang indah, pengunjung terbuai dalam jalan cerita yang seru sekaligus menegangkan.
Tak hanya itu, Sendratari Sugriwa Subali dapat mengundang gelak tawa dari para pengunjung karena tingkah penari yang lucu di beberapa adegan.
Baca juga: Calendar of Event 2022 Kulon Progo, Ada Ratusan Kegiatan Pendukung Pariwisata
Menurut Suisno, kesenian ini juga dibuat sebagai bentuk dari pelestarian budaya di Kiskendo, sejak tahun 2014.
"Kiskendo kini diciptakan jadi cerita hidup melalui kolosal Sugriwa Subali yang ditarikan oleh masyarakat Jatimulyo. Kalau Prambanan punya Ramayana, kami punya Kiskendo, wisata alam yang mengarah ke sejarah dan kami mau melestarikan itu," ujarnya.
Baca juga: Berburu Oleh-oleh Khas Kulon Progo, Bisa ke Pasar Sentolo Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.