Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata UNESCO Soal Pembatasan Pengunjung yang Naik Candi Borobudur

Kompas.com - 19/06/2022, 19:25 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) memberikan tanggapan soal pembatasan pengunjung yang naik ke Candi Borobudur.

Adapun topik ini menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir lantaran adanya wacana memberlakukan tiket naik ke Candi Borobudur sebesar Rp 750.000.

Namun, rencana tersebut akhirnya dibatalkan.

Baca juga:

Dikutip dari Tribun Jogja, Direktur dan representatif UNESCO Office Jakarta, Mohamed Djelid mengatakan, pihaknya menilai perlu adanya pengaturan pengunjung yang datang.

Namun, pengaturan tersebut bukan berarti pembatasan atau mengurangi pengunjung.

"Kami tidak pernah berbicara tentang pembatasan, kami berbicara tentang manajemen situs."

"Bagaimana mengatur situs dan semua orang (yang datang) bisa menikmatinya," kata Djelid di Kantor Balai Konservasi Borobudur, Jumat (17/06/2022), seperti dikutip dari Tribun Jogja.

Ia menambahkan, pengelolaan sepenuhnya menjadi otoritas negara, sementara UNESCO hanya bisa memberikan masukan untuk membantu.

Sebab, Candi Borobudur adalah situs warisan dunia yang harus dijaga dan dirawat.

Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp 50.000, sementara harga tiket masuk Candi borobudur atau tiket Borobudur untuk anak adalah Rp 25.000.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp 50.000, sementara harga tiket masuk Candi borobudur atau tiket Borobudur untuk anak adalah Rp 25.000.

Adapun candi yang berlokasi di Kabupaten Magelang itu ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1991 silam.

"Situs ini punya nilai sejarah dan yang pertama, tidak untuk tujuan komersial tapi lebih pada aspek budaya dan sejarah," tuturnya.

Baca juga:

Selain itu, UNESCO juga menilai penting untuk memperhatikan keterlibatan masyarakat di sekitar kawasan Candi Borobudur.

Sehingga, kedatangan para wisatawan juga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

"Bersama pemerintah, ini yang akan kami lakukan dan tingkatkan. UNESCO akan terus meningkatkan proyek bersama masyarakat, termasuk membantu para pemuda sebagai enterpreneur," kata Djelid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com