Daliman juga pernah mengalami kegagalan dalam perjalanannya menekuni hobi menanam, yakni saat mencoba menanam anggrek dan budi daya burung kicau jenis cucak rowo.
Karena hasil kurang maksimal, ia pun menjual burung tersebut dan lahan bekasnya akan digunakan untuk menanam jamur tiram.
Baca juga: 7 Wisata Malam Yogyakarta, Cocok untuk Nongkrong dan Berburu Foto
Saat ini ia memiliki sekitar 3.000 baglog (media tanam jamur tiram) yang dibagi menjadi dua lokasi, di rumahnya di Danurejan dan di Bantul.
Seperti tananaman cabai, jamur tiram yang ia budi daya saat ini sudah menunjukkan hasil. Setiap tiga hari sekali, ia menyuplai jamur tiram ke restoran yang ada di Bantul.
"Sekarang tiga hari sekali panen diambil restoran di Bantul. Kalau per kilogram saya jual Rp 15.000," kata dia.
Pria berusia setengah abad ini menjadi salah satu orang yang mematahkan anggapan bahwa bertani hanya bisa dilakukan di tanah yang luas, ia membuktikan bahwa bertani dengan lahan terbatas juga dapat dilakukan dan menghasilkan.
Baca juga: Desa Wisata Nglanggeran di Yogyakarta Dijadikan Foto Perangko
"Intinya itu harus fokus, telaten, dan benar-benar suka menanam. Tidak hanya menanam tanaman yang sedang booming, kalau enggak fokus dan telaten enggak bakal bisa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.