Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Desa Wisata Pecinan Glodok, Sejarah hingga Kuliner Khas

Kompas.com - 27/06/2022, 06:04 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

Selain Kopi Es Tak Kie, Iin memberikan contoh Pecinan Tea House yang juga memiliki kisah sejarahnya sendiri.

"Jadi masing-masing ini akan memiliki story-nya sendiri. Nah itu yang akan dilakukan pengembangan, tentunya dengan dinas terkait, kemudian kami juga promosikan sehingga orang-orang mau datang kemari dan melihat langsung,” tambah Iin.

Baca juga: Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa dan Cerita di Balik Arti Nama Glodok

Variasi hidangan lainnya misalnya di Petak Enam, yang dianggap cukup mewakili keanekaragaman di Indonesia.

Selain Chinese Food, pengunjung juga bisa menemukan variasi makanan lain, seperti makanan khas Betawi dan Jawa.

"Misalnya soto betawi, terus ada makanan sehat seperti cincau hijau. Minuman teh, jamu, nah ini komplet. Mewakili cita rasa tradisional dan juga mewakili beberapa jenis kuliner di Indonesia,” terangnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Desa Wisata Pecinan Glodok bisa tingkatkan ekonomi

Iin Mutmainnah mengatakan bahwa keberhasilan Desa Wisata Pecinan Glodok masuk dalam 50 Besar ADWI 2022 diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

"Masuk 50 besar itu enggak gampang ya, 50 besar se-Indonesia dari 3.400 lebih jumlah yang mengikuti. Kami mewakili provinsi DKI Jakarta,” kata Iin.

Baca juga: Naik Bus Tingkat Wisata ke Glodok, Ini 4 Pilihan Kulinernya

Ia berharap, semakin menggeliatnya sektor pariwisata di Pecinan Glodok juga akan membantu meningkatkan sektor perekonomian masyarakat sekitar.

"Ada wisata kuliner, kebudayaan, wisata sejarah, kemudian juga tempat-tempat yang bisa dijadikan objek wisata. Sehingga, akan menjadikan potensi besar bagi provinsi DKI Jakarta umumnya dan Jakarta Barat khususnya,” pungkas dia.

Senada dengan Iin, Sandiaga berharap Desa Wisata Pecinan bisa menjadi pariwisata berkelas dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com