Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tempat Menarik di Pecinan Glodok, Bisa Jajan di Petak Enam

Kompas.com - Diperbarui 24/01/2023, 19:40 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 tidak hanya menyasar daerah pedalaman Nusantara.

Salah satu kawasan di Jakarta Barat, tepatnya Pecinan Glodok, ternyata masuk dalam 50 Besar ADWI 2022 dan punya deretan potensi untuk dieksplor.

Desa Pecinan Glodok yang berada di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat ini mengusung wisata sejarah hasil kolaborasi banyak etnis, seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.

Baca juga:

Adapun Pecinan Glodok memiliki banyak bangunan atau tempat dengan arsitektur unik dan ornamen-ornamen China yang memiliki daya tarik wisata, seperti pusat perbelanjaan dan wisata kuliner.

Lantas, apa saja tempat yang menarik dikunjungi di Pecinan Glodok? Berikut Kompas.com rangkum daftarnya:

Tempat menarik di Pecinan Glodok

1. Pancoran Chinatown Point

Pancoran Chinatown Point merupakan tempat baru dan strategis yang bersejarah di Pusat Kota Jakarta.

Peserta Lunar Festival Walking Tour bersama Jakarta Good Guide berfoto di depan Pancoran ChinaTown Point, Minggu (30/1/2022)Dok. Jakarta Good Guide Peserta Lunar Festival Walking Tour bersama Jakarta Good Guide berfoto di depan Pancoran ChinaTown Point, Minggu (30/1/2022)

Pancoran Instagram Point memadukan bangunan hunian klasik-elegan, dengan area komersial serta citywalk dan mal tematik.

Adapun lokasinya yang terletak di daerah pusat perdagangan, dikenal sebagai tempat belanja grosir serta eceran untuk berbagai barang lokal dan impor.

Baca juga: Ini Asal-usul Nama Glodok dan Pancoran di Jakarta

Beberapa dagangan di antaranya pakaian, obat China, jamu, barang elektronik, dan tempat makan.

2. Gang Gloria

Jika ingin mencari aneka kuliner, kamu bisa datang ke salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok ini.

Pada masa jayanya, sejumlah restoran di Gang Gloria menjadi tempat jajanan favorit masyarakat setempat.

Pemilik kedai kopi es Tak Kie, Latif Yunus Membawa secangkir kopi di kedainya di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Jumat (2/5/2014). Kedai kopi tua ini dirintis oleh Liong Kwie Tjong, kakek dari Latif Yunus sejak 1927. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Pemilik kedai kopi es Tak Kie, Latif Yunus Membawa secangkir kopi di kedainya di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Jumat (2/5/2014). Kedai kopi tua ini dirintis oleh Liong Kwie Tjong, kakek dari Latif Yunus sejak 1927.

Nama Kopi Es Tak Kie, Bakmi Amoy, barber shop ko Tang, Gado-Gado Direktur, hingga Soto Betawi Afung adalah bagian dari substreet ini.

Baca juga: Potensi Desa Wisata Pecinan Glodok, Sejarah hingga Kuliner Khas

Lokasi gang ini memanjang di bekas pertokoan Gloria yang kini menjadi Pancoran ChinaTown Point. Panjangnya dari tepi Jalan Pancoran menuju Pintu Besar mencapai 120 meter.

Untuk jenis makanannya, kamu dapat menemukan beragam hidangan halal untuk Muslim dan makanan non-halal khas Negeri Tirai Bambu.

Mulai dari bakmi ayam, nasi hainan, kwetiau sapi, nasi campur, sop kambing, bakmi babi, dan siomay babi, semua bisa ditemukan di sana.

3. Pantjoran Tea House

Selanjutnya, ada Pantjoran Tea House yang merupakan kedai teh legendaris di kawasan Pecinan Glodok. Restoran ini berada di Jalan Pancoran Nomor 4-6, tidak jauh dari Pasar Glodok.

Pantjoran Tea House di Glodok, Jakarta Barat menyediakan teh gratis setiap hari.Kompas.com/Silvita Agmasari Pantjoran Tea House di Glodok, Jakarta Barat menyediakan teh gratis setiap hari.

Eksterior bangunan mengikuti bentuk bangunan aslinya, yaitu Apotek Tjung Hwa, bagian sejarah kesehatan warga Batavia awal abad ke-20. Saat masuk, suasana Tionghoa begitu terasa.

Baca juga: Sejarah Tradisi Patekoan di Glodok Jakarta, Berikan Teh secara Gratis

Lalu, menu yang bisa kamu pilih di sini cukup beragam. Ada fishmaw soup, ayam kung po, sapi lada hitam, dan aneka seafood dengan harga sekitar Rp 40.000.

Pantjoran Tea House buka setiap Senin hingga Jumat pukul 08.00 - 20.00 WIB. Buka juga setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional dari pukul 07.00-21.00 WIB.

4. Petak Enam

Tempat berikutnya adalah lokasi wisata kuliner yang terletak di Gedung Chandra, Jalan Pancoran Nomor 43 Glodok.

Kawasan tempat duduk di Petak Enam, ada di bagian tengah gedung dengan konsep semi-outdoor dan letak meja yang berjauhan.SYIFA NURI KHAIRUNNISA Kawasan tempat duduk di Petak Enam, ada di bagian tengah gedung dengan konsep semi-outdoor dan letak meja yang berjauhan.

Petak Enam terdiri dari beragam menu makanan khas Tiongkok, Barat, dan Nusantara dengan konsep foodcourt. Area ini menawarkan tempat makan semi outdoor dengan tempat-tempat foto yang cantik. 

Apalagi, bangunan Petak Enam memiliki desain dan arsitektur yang unik karena bernuansa China dengan hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas Negeri Tirai Bambu.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

5. Candra Naya

Jika ingin foto-foto dan wisata sejarah, kamu bisa mengunjungi Candra Naya yang merupakan bangunan bersejarah abad ke-18 di Jakarta. 

Rumah Candra Naya di Desa Wisata Pecinan Glodok, Jakarta Barat.DOK KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Rumah Candra Naya di Desa Wisata Pecinan Glodok, Jakarta Barat.

Meski sudah dikelilingi bangunan tinggi dan mal, bangunan yang berada di jalan Gajah mada 188 ini tetap berdiri dengan gaya klasik khas Tionghoa.

Adapun Candra Naya merupakan rumah kediaman Mayor China Khouw Kim An yang lahir di Batavia pada 5 Juni 1879.

Baca juga: Rumah Candra Naya, Cagar Budaya Tionghoa di Tengah Bangunan Modern

Kamu bisa mengambil gambar menggunakan kamera ponsel tanpa membayar tiket masuk. Saat malam hari, akan ada lampu-lampu yang menyala di atap dan cahaya lampion yang memunculkan kesan apik.

6. Kelenteng Toa Se Bio

Klenteng Toa Se Bio atau Vihara Dharma Jaya merupakan tempat ibadah yang tak asing lagi bagi kalangan etnis Tionghoa kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat.

Klenteng Toa Se Bio merupakan gabungan dari dua kata yaitu toa se yang berarti pesan dan bio yang berarti candi.

Klenteng Toa Se Bio di Glodok, Jakarta Barat. KOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Klenteng Toa Se Bio di Glodok, Jakarta Barat.

Nama itu dimaksudkan agar candi ini menghormati pesan-pesan perdamaian yang dibawa dari China pada waktu itu.

Menjadi salah satu bangunan ibadah tertua di Jakarta, bangunannya didirikan pada tahun 1660 masehi dan kini berusia 372 tahun, dikutip dari Kompas.com

Usianya yang sangat panjang menjadikan bangunan tersebut sebagai saksi bisu berbagai peristiwa di sekitarnya.

Seperti salah satunya peristiwa berdarah pembantaian etnis Tionghoa atau geger pecinan di bawah kekuasaan kolonialisme Belanda.

7. Gereja Santa Maria de Fatima

Santa Maria de fatima adalah satu Gereja Katolik di Jakarta yang dibangun dengan arsitektur China pada awal abad ke-19.

Gereja ini sebelumnya memiliki nama Toa Se Bio, karena dulunya berada di jalan Toa Se Bio.

Gereja Santa Maria De FatimaShutterstock Gereja Santa Maria De Fatima

Gereja ini dibangun dalam bentuk gedung besar kediaman seorang pejabat Tionghoa dengan bentuk atap ian boe heng (ekor walet) dan dikawal sepasang shi shi (singa batu), dikutip dari Kompas.com (15/2/2016). 

Baca juga: Gereja Santa Maria De Fatima Jakarta, Gereja yang Kaya akan Budaya China

Salah satu keistimewaan dari gereja ini adalah adanya inskripsi dalam bentuk aksara Tionghoa. Di bagian bubungan atap, tertera daerah asal pemiliknya yang terdahulu yaitu Nan An, keresidenan Quanzhou, provinsi Fujian.

Inskripsi lain juga ada di bagian bubungan atap yaitu fu shou, kang, ning yang artinya rezeki, umur panjang, kesehatan, dan ketenteraman.

8. Vihara Dharma Bhakti

Selanjutnya, ada Vihara Dharma bakti sebagai wihara tertua di Jakarta yang dibangun tahun 1650 dan diberi nama Kwan Im Teng. Kata Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kelenteng.

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

Terdapat lilin-lilin raksasa dan ornamen berwarna merah yang megah. Tak hanya itu, berbagai patung dan lukisan juga mempercantik suasana bangunan.

Baca juga: 2 Tempat Legendaris untuk Seruput Teh dan Kopi di Pecinan Glodok

Dari berbagai destinasi menarik sebelumnya, kamu bisa membeli aneka produk kriya di Desa Wisata Pecinan Glodok.

Beberapa oleh-oleh, antara lain keramik, porselen, poci teh keramik, pakaian adat China, kaligrafi Mandarin, kipas tradisional, dan pernak-pernik lampion.

Adapun penginapan sangat mudah ditemukan karena Desa Wisata Pecinan Glodok termasuk ke dalam wisata urban yang terletak di perkotaan dengan beragam fasilitas menginap.

 Baca juga: 8 Pecinan di Indonesia yang Penuh Sejarah

Mulai dari hotel bintang lima hingga indekost, serta pemanfaatan rumah warga yang dibuat sebagai motel, semua telah tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com