Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Wayang Orang Tetap Lestari di Kalangan Generasi Muda

Kompas.com - 27/06/2022, 20:50 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

KOMPAS.com - Grup seni wayang orang, Ngesti Pandowo kembali hadir. Kali ini, paguyuban legendaris besutan Ki Narto Sabdo itu membawakan pagelaran wayang orang bertajuk "Kresna Duta" di Teater Kautaman, Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Minggu (26/06/2022) sore.

Pagelaran berdurasi sekitar 2,5 jam tersebut membawa pesan tentang karakter pemimpin yang bijaksana. Sang pemimpin diuji apakah mampu bersikap adil sehingga kondisi menjadi damai dan sejahtera.

Baca juga: Pentas Wayang Orang untuk Rayakan Pariwisata yang Bangkit Kembali

Baik bagi Ngesti Pandowo maupun bagi Teater Wayang Indonesia (TWI), ini merupakan pertunjukan perdana di tengah pandemi Covid-19.

Selain menjadi awal yang baru untuk menghidupkan lagi kesenian wayang orang, pertunjukan ini juga merupakan langkah untuk menunjukkan adanya regenerasi di antara para pelakon wayang orang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Melestarikan Wayang Orang

Menjaga seni wayang orang tetap lestari menjadi pesan yang berulang kali disampaikan oleh tokoh punakawan Gareng, Petruk, dan Bagong dalam pertunjukan Kresna Duta.

Tokoh punakawan dalam pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo yang bertajuk Kresna Duta, dibawakan di Teater Kautaman, Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Minggu (26/06/2022). KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Tokoh punakawan dalam pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo yang bertajuk Kresna Duta, dibawakan di Teater Kautaman, Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Minggu (26/06/2022).

Dalam kesempatan tersebut, ketiganya mengingatkan bahwa wayang orang adalah aset budaya yang sangat berharga dan perlu dilestarikan bersama.

Baca juga: Embung Imogiri 1 di Yogyakarta yang Unik Berbentuk Gunungan Wayang

Faktanya, menghadirkan kreasi pertunjukan wayang orang yang dapat menarik perhatian kelompok muda memang menjadi salah satu pekerjaan rumah besar.

Mereka yang menggeluti dunia wayang memang dituntut terus kreatif dan rajin jemput bola, jika tak mau ditinggal penonton.

Regenerasi tak hanya diupayakan bagi para pelakon saja, tapi juga para penonton dan penggemarnya.

"Misalnya saat ada Car Free Day, mereka (pelakon wayang hadir dan) menari-nari. Nah, ini kan menggugah orang di jalanan. Kok ada yang menarik," ujar Penanggung Jawab TWI, Rini Hariyani kepada Kompas.com, Minggu.

Baca juga: 5 Oleh-oleh Kesenian Khas Bandung, Wayang Golek hingga Angklung

Selain tampil di area publik, cara lainnya untuk lebih mengenalkan wayang orang ke kelompok muda adalah mengundang mereka untuk datang menyaksikan pentas.

Misalnya, bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan menyediakan ruang bagi anak-anak muda tampil di atas panggung, serta merambah platform online, seperti YouTube.

"Jadi memang kami menyesuaikan dengan situasi. Bisa streaming, online, tidak harus datang."

"Dari situ akan timbul, "oh iya bagus". Harapannya akan timbul keingintahuan nontonnya di mana sih yang bisa lebih sering, dan sebagainya," ucap Rini.

Baca juga: Saung Angklung Udjo, Nonton Wayang Golek sampai Belajar Angklung

Pertunjukan wayang sepanjang 2022

Setelah pertunjukan Ngesti Pandowo, setidaknya ada tiga pertunjukan wayang lainnya yang akan digelar hingga akhir tahun.

Pertunjukkan terdekat ada di Agustus, di mana TWI akan menghadirkan kolaborasi Wayang Orang, Animasi, dan Komik.

Sementara pada 2 Oktober, akan ditampilkan pertunjukan Wayang Orang Anak-anak Surya Sumirat Mangkunegaran Solo.

Jelang akhir tahun, tepatnya 27 November akan diselenggarakan pertunjukan Wayang Jawa Timuran.

Baca juga: Wayang Suket, Mainan Anak yang Hampir Punah

Ketua Umum program unggylan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi), Suparmin Sunjoyo menambahkan, TWI era baru ini akan berusaha menghadirkan paradigma baru dan menampilkan tontonan tatap muka langsung berbalut visualisasi yang kekinian.

Harapannya, agar semua kalangan semakin tertarik untuk menonton dan turut melestarikan wayang.

"Program-program pelestarian seni pertunjukan wayang responsif terhadap perubahan perilaku sosial budaya kehodupan masyarakat yang telah bertransformasi ke era digital secara pesat," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com