Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Pemerintah Atasi Tiket Pesawat Mahal, Ada Diversifikasi Energi

Kompas.com - 28/06/2022, 18:06 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan beberapa upaya pemerintah dalam mengatasi masih tingginya harga tiket pesawat saat ini.

Solusi tersebut, di antaranya memprioritaskan rute pesawat menuju destinasi wisata unggulan hingga imbauan kepada pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) untuk melakukan diversifikasi sumber energi.

Baca juga: 4 Tips Agar Harga Tiket Pesawat Murah, Pesan Hari Senin

Pernyataan itu Sandiaga sampaikan saat agenda Weekly Press Briefing yang digelar secara hybrid, Senin (27/6/2022).

Adapun beberapa upaya pemerintah untuk mengatasi harga tiket pesawat mahal adalah:

1. Prioritaskan rute menuju destinasi wisata unggulan

Sandiaga mengatakan bahwa selain terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, pihaknya saat ini berupaya menghubungi satu per satu maskapai penerbangan untuk secara khusus dapat memprioritaskan rute ke destinasi wisata unggulan. 

Ilustrasi Pesan Tiket Pesawat sebagai Bagian dari Rencana PerjalananSHUTTERSTOCK Ilustrasi Pesan Tiket Pesawat sebagai Bagian dari Rencana Perjalanan

Menurutnya, sebagian pesawat yang tidak beroperasi saat pandemi sudah mulai kembali disiapkan.

"Sebagian sudah memiliki kesiapan setelah pesawat-pesawatnya dihanggarkan selama dua tahun ini, sudah melalui proses maintenance, dan ini sudah mulai bisa dikembangkan," ujar dia.

 Baca juga: Kapan Harga Tiket Pesawat Turun? Simak Prediksinya

Pihaknya pun meminta penerbangan diprioritaskan ke destinasi-destinasi wisata unggulan yang sekarang ini harga tiketnya sangat mahal.

2. Inovasi dan kolaborasi dalam air transport agreement

Selanjutnya, sambung Sandiaga, akan dilakukan inovasi dan kolaborasi yang menyangkut kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Ilustrasi pesawat terbang bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Bahan bakar nabati, bahan bakar bioavtur.UNSPLASH/Artturi Jalli Ilustrasi pesawat terbang bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Bahan bakar nabati, bahan bakar bioavtur.

"Kita mencoba berinovasi bersama para pengambil kebijakan lintas kementerian dan lembaga, untuk melihat air transport agreement kita. Apa yang bisa kita modifikasi sehingga ada penambahan kursi," tutur dia. 

Baca juga: Awas! Teliti 4 Hal Ini agar Terhindar dari Penipuan Tiket Pesawat Murah

Sebagai informasi, air transport agreement atau perjanjian transportasi udara adalah perjanjian bilateral untuk memungkinkan layanan transportasi udara komersial internasional antara negara penandatangan.

3. Penambahan jumlah penerbangan dan kursi

Pemerintah juga akan menambah jumlah pesawat khususnya bagi rute-rute penerbangan yang selama ini masih terbatas.

Pesawat dan industri penerbangan menggunakan sumber daya alam agar dapat berjalanpixabay.com Pesawat dan industri penerbangan menggunakan sumber daya alam agar dapat berjalan

Salah satunya, kata Sandiaga, maskapai Garuda Indonesia yang baru saja berhasil lolos dari pailit. 

Baca juga: Hindari Naik Pesawat pada Hari Minggu, Ini Alasannya

"Garuda akan menambah jumlah pesawat. Tentunya dengan harapan bahwa dengan penambahan jumlah pesawat, akan ada rute-rute yang selama ini jumlah kursinya minim, itu akan ditambah," ujar Sandiaga. 

4. Melakukan diversifikasi sumber energi 

Kemudian, untuk persoalan terkait avtur, Menparekraf mengakui bahwa tiket pesawat mahal disebabkan karena kondisi dari situasi energi yang melambung tinggi.

Guna memenuhi kebutuhan penerbangan haji tahun 2022, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menyiapkan tambahan pasokan Avtur di empat bandara embarkasi, yaitu Bandara Kualanamu (Medan), Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh) dan Bandara Hang Nadim (Batam).DOK PERTAMINA Guna memenuhi kebutuhan penerbangan haji tahun 2022, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menyiapkan tambahan pasokan Avtur di empat bandara embarkasi, yaitu Bandara Kualanamu (Medan), Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh) dan Bandara Hang Nadim (Batam).

"Kami memberikan suatu penekanan kepada para pada pelaku usaha parekraf untuk melakukan diversifikasi sumber energinya, dari menggunakan energi baru dan terbarukan," pesan dia.

Menurut dia, industri penerbangan saat ini juga sudah mulai menggunakan bahan bakar bio fuel, sehingga dapat menurunkan biaya avtur dan diharapkan berdampak pada penurunan harga tiket.

Baca juga: 8 Benda yang Dilarang untuk Dibawa ke Kabin Pesawat, Ini Daftarnya

"Untuk industri penerbangan juga sekarang sudah menggunakan bahan bakar bio fuel untuk mencampur avturnya. Jadi ini mudah-mudahan bisa menurunkan biaya avtur dan akan juga berdampak langsung terhadap penurunan harga tiket," pungkas Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com