Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bhutan Akan Kembali Dibuka untuk Turis Mulai 23 September 2022

Kompas.com - 01/07/2022, 10:45 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Bhutan akan dibuka kembali untuk wisatawan mulai Jumat (23/9/2022), dengan lebih menekankan aspek pariwisata berkelanjutan yang telah diperbarui. 

Sektor pariwisata negara tersebut akan mengalami perubahan dan berfokus ke tiga elemen kunci, yakni infrastruktur serta layanan, pengalaman berwisata, dan dampak lingkungan dari sektor pariwisata.

Salah satu bentuk berubahan adalah standar untuk para pelaku pariwisata, meliputi hotel, pemandu, tour operator (operator tur), dan pengemudi.

Mereka akan wajib menjalani proses sertifikasi sebelum melayani wisatawan. Para pekerja juga diimbau untuk turut serta dalam program keterampilan (skilling dan reskilling) guna meningkatkan kualitas layanan.

"Pandemi Covid-19 memberi kami kesempatan untuk mengatur ulang - untuk berpikir kembali bagaimana sektor ini sebaiknya dibentuk dan dijalankan, jadi tidak hanya menguntungkan Bhutan secara ekonomi, tapi juga secara sosial, sekaligus menekan jejak karbon," tutur Menteri Luar Negeri Bhutan dan Ketua Badan Pariwisata Bhutan, Dr. Tandi Dorji, melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (29/6/2022).

Dalam jangka panjang, lanjutnya, pihaknya ingin menciptakan pengalaman berkualitas bagi para wisatawan, serta pekerjaan profesional dengan upah yang baik untuk warga negaranya.

Baca juga:

Biaya untuk wisatawan akan naik

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by e e j o (@eejo.journey)

Isu perubahan iklim tengah mendera sektor pariwisata, termasuk di Bhutan. Sebagai informasi, negara yang terletak di sisi timur Himalaya ini cukup rentan terhadap dampak perubahan iklim, antara lain seringnya hujan dan banjir.

Oleh sebab itu, Bhutan akan meningkatkan upayanya guna menjaga agar negara tersebut karbon-negatif dan menjadi destinasi hijau bagi para wisatawan.

Bhutan akan menaikkan Biaya Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Fee atau SDF) menjadi 200 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 2.99 juta) per orang per malam, dari yang sebelumnya 65 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 972.595). 

Biaya tersebut akan digunakan untuk aktivitas terkait pariwisata netral-karbon dan membangun sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan. Hal ini termasuk mengimbangi jejak karbon wisatawan dan meningkatkan keterampilan pelaku pariwisata.

Baca juga: 4 Cara Mengurangi Jejak Karbon Saat Berwisata

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com