Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merespons Keinginan Putin, Kapan Penerbangan Moskwa-Bali Dibuka Lagi?

Kompas.com - 04/07/2022, 21:47 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kremlin, Kamis (30/06/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan keinginannya menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam sejumlah bidang, termasuk dalam hal budaya, wisata, dan pendidikan.

Dalam kesempatan tersebut, Putin juga menyampaikan keinginannya agar rute penerbangan langsung Moskwa dan Denpasar, Bali dapat dibuka kembali.

Baca juga: Mengenal Istana Kremlin, Lokasi Pertemuan Jokowi dan Putin

“Tentu saja, selama pembicaraan kami dengan Bapak Joko Widodo, kami fokus pada bidang kerja sama yang penting seperti pertukaran kemanusiaan, budaya, wisata, dan pendidikan," kata Putin di Istana Kremlin pada Kamis, seperti dikutip dari Kompas TV.

"Kami sedang mendiskusikan kemungkinan melanjutkan layanan udara langsung antara Moskwa dan pulau resor Bali," ia menambahkan. 

Terkait hal tersebut, Pemerintah tengah mengupayakan agar rute Moskwa-Denpasar segera dibuka kembali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebut, sebelumnya memang sudah ada pembicaraan mengenai rencana pembukaan kembali rute Moskwa-Denpasar.

"Kami akan berusaha mendorong percepatan pembukaan penerbangan langsung Moskwa –Denpasar," kata Menparekraf Sandiaga Uno saat Weekly Press Briefing secara hybrid, Senin (4/7/2022).

"Terkait dengan penerbangan langsung yang menghubungkan kedua negara bahwa memang sudah ada rencana dari beberapa maskapai Rusia, salah satunya Rossiya Airlines," imbuhnya.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Masuk Daftar Visa on Arrival Indonesia, Total Ada 72 Negara

Adapun maskapai ini pertama kali mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 28 Oktober 2018 dengan durasi penerbangan tiga kali seminggu, dan berhasil mendorong peningkatan
kunjungan wisatawan Rusia mencapai lebih dari 20 persen pada tahun 2019.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin usai melakukan konferensi pers bersama di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia. Jokowi bertemu Putin pada Kamis (30/6/2022) setelah kunjungan ke Ukraina sehari sebelumnya. Putin ingin agar penerbangan langsung Moskwa-Bali kembali dibuka.DOK SEKRETARIAT PRESIDEN Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin usai melakukan konferensi pers bersama di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia. Jokowi bertemu Putin pada Kamis (30/6/2022) setelah kunjungan ke Ukraina sehari sebelumnya. Putin ingin agar penerbangan langsung Moskwa-Bali kembali dibuka.

Proses membuka kembali rute Moskwa - Denpasar

Untuk perkembangannya, Sandiaga menjelaskan, saat ini pihak maskapai sedang terus mempersiapkan dan memproses baik secara administrasi maupun teknis, untuk memenuhi persyaratan dan prosedur sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia mau pun Rusia.

"Terlebih lagi, saat ini Rusia masih mendapat sanksi politis, salah satunya berupa larangan beroperasi bagi maskapai penerbangan Rusia di beberapa negara di dunia," tutur Menparekraf.

Baca juga: Situasi Penerbangan Rusia akibat Konflik Rusia-Ukraina, Ada Larangan Terbang

Oleh sebab itu, kata dia, apabila pemerintah Indonesia menyetujui proposal Rossiya Airlines untuk mendarat kembali di Denpasar, maka pemerintah diminta membuat semacam surat jaminan atau guarantee letter untuk memastikan keamanan saat mendarat di wilayah Indonesia.

Dalam hal ini Kemenparekraf terus berkomunikasi secara intens untuk memantau perkembangan rencana tersebut dengan berbagai pemangku kepentingan terkait, seperti VITO Rusia, KBRI Moskwa, perusahaan maskapai Rusia, dan wholesalers di Rusia.

Baca juga: 7 Warisan Budaya UNESCO yang Terancam Akibat Perang Rusia-Ukraina

Bali destinasi favorit wisatawan Rusia

Ilustrasi wisata Bali.DOK KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Ilustrasi wisata Bali.

Menurut Sandiaga, Pulau Dewata sendiri merupakan destinasi favorit bagi turis Rusia.

"Hampir 90 persen masyarakat Rusia mengenal Bali dan menempatkan Bali sebagai tujuan
wisata utama mereka. Hal tersebut dikarenakan wisatawan Rusia tertarik dan penasaran dengan aktivitas pantai," terangnya.

Baca juga:

Ia mengatakan, alasannya adalah karena banyak dari warga Rusia yang tinggal di
kawasan landlock, yang bagian utaranya terlalu dingin dan bagian selatan terlalu jauh.

Adapun negara landlock didefinisikan oleh World Population Review sebagai negara yang secara keseluruhan dikelilingi oleh daratan.

Beberapa di antara negara yang masuk kategori landlock mungkin memiliki garis pantai, namun hanya merupakan laut tertutup. Setiap perbatasan negaranya berbasis daratan.

Rusia secara negara memang tidak masuk kategori negara landlock, namun sebagian wilayahnya tinggal di kawasan landlock.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Tak hanya menjadi favorit, Menparekraf menyebut bahwa preferensi liburan kebanyakan wisatawan Rusia adalah perjalanan dengan fasilitas mewah bersama keluarga. Sehingga, jumlah pengeluarannya juga cenderung akan lebih besar dan berkualitas.

Baca juga: Turis Rusia ke Indonesia Semakin Meningkat, Ini Destinasi Favoritnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com