Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Bahari Bakal Punya Ruang Titik Nol Meridian Batavia, Apa Itu?  

Kompas.com - 05/07/2022, 20:43 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Museum Bahari, Jakarta Utara akan mempunyai ruangan baru yakni, Ruang Pameran Garis Nol (Titik Nol) Meridian Batavia. Rencananya, ruangan baru itu akan diresmikan pada Kamis, (7/7/2022) mendatang bertepatan dengan Hari Jadi Museum Bahari Jakarta yang ke-45. 

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, ruang pameran ini menjadi pengingat sekaligus penyebaran informasi mengenai aktivitas pelayaran di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa pada masa lalu. 

“Harapannya, pameran ini nantinya dapat menjadi pengingat sejarah bagi masyarakat, serta memberikan manfaat bagi keberlangsungan informasi seputar sejarah di Jakarta,” ujar Iwan dalam siaran pers, dikutip Kompas.com dari laman PPID Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI Jakarta, Selasa (5/7/2022). 

Baca juga: Museum Bank Indonesia Buka 7 Juli, Catat HTM dan Ketentuan Masuk

Miniatur perahu mengisi salah satu sudut ruang pamer Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2013). Hasil registrasi ulang tahun 2011-2012, museum tersebut memiliki 768 koleksi. Sekitar 200 item di antaranya adalah benda asli dan sisanya berupa miniatur atau replika.

KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN Miniatur perahu mengisi salah satu sudut ruang pamer Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2013). Hasil registrasi ulang tahun 2011-2012, museum tersebut memiliki 768 koleksi. Sekitar 200 item di antaranya adalah benda asli dan sisanya berupa miniatur atau replika.

Apa itu Titik Nol Meridian Batavia

Garis Nol atau Titik Nol Meridian Batavia merupakan acuan waktu berlayar. Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari menuturkan, Titik Nol Meridian Batavia tersebut merupakan garis bujur nol yang sangat diperlukan pada masa perdagangan di Kawasan Sunda Kelapa. 

Ia mengatakan, selama ini masyarakat memahami bahwa titik nol sebagai acuan waktu berlayar itu berada di Tugu Nol Kilometer Yogyakarta dan Titik Nol Kilometer Indonesia di Pulau Weh, Sabang, Aceh. 

“Padahal sebenarnya, titik nol atau garis nol yang berada di Museum Bahari ini merupakan acuan waktu yang benar saat berlayar," terang Mis’ari.

Baca juga: Museum Mandiri Jakarta Dibuka Lagi, Ini Harga Tiketnya

Perahu Jayapura 2 dari Papua mengisi salah satu sudut ruang pamer Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2013). Hasil registrasi ulang tahun 2011-2012, museum tersebut memiliki 768 koleksi. Sekitar 200 item di antaranya adalah benda asli dan sisanya berupa miniatur atau replika.

KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN Perahu Jayapura 2 dari Papua mengisi salah satu sudut ruang pamer Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan 1 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/1/2013). Hasil registrasi ulang tahun 2011-2012, museum tersebut memiliki 768 koleksi. Sekitar 200 item di antaranya adalah benda asli dan sisanya berupa miniatur atau replika.

Oleh sebab itu, ruang pameran tersebut bertujuan untuk meluruskan persepsi dan narasi yang beredar di masyarakat selama ini mengenai titik nol kilometer sebagai acuan waktu berlayar. Sebab,

Sebagai informasi, titik nol meridian tersebut berada di Menara Sinyal yang berada di kawasan Museum Bahari. Menara Sinyal itu dibangun pada 1839. 

Lokasinya berada di atas bekas Bastion Culemborg atau benteng sekaligus tembok pertahanan Kota Batavia yang dibangun sekitar 1645. Pada gedung ini tersimpan sebuah jam paling akurat beserta perlengkapannya. 

Kemudian, pada atapnya didirikan sebuah sinyal waktu tetap yang dapat dilihat dari kejauhan. 

Baca juga: Itinerary Seharian di Kota Tua Jakarta, dari Sunda Kelapa ke Museum Fatahillah

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Dengan mengamati sinyal harian ini, awak-awak kapal yang berlabuh di Teluk Batavia bisa menyesuaikan jam di kapal mereka. Pada masa itu, penjaga waktu tetap sangat dibutuhkan oleh pelayar untuk menentukan posisi mereka selama perjalanan di laut. 

Titik Nol Meridian Batavia ini masih digunakan untuk produksi peta Indonesia hingga 1942. Namun, pada 1883 meridian Greenwich sudah diterima secara universal sebagai meridian utama. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com