Nantinya, ruang pameran Titik Nol Meridian Baavia akan berisi beberapa koleksi navigasi mengenai Titik Nol Meridian Batavia. Selain itu, wisatawan yang berkunjung akan mendapat penjelasan lengkap seputar aktivitas pelayaran tempo dulu pada pameran tersebut.
Museum Bahari juga menyajikan informasi yang lebih akurat terkait sejarah Titik Nol Meridian Batavia tersebut melalui ruangan pameran ini.
Baca juga: Menginap di Museum Sambil Belajar Coding di Jakarta, Ini Harganya
Iwan mengatakan ruang pameran ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas pelayaran di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa pada masa lalu.
“Kehadiran ruang pameran ini menjadi bukti kepada masyarakat, bahwa keberadaan aktivitas pelayaran di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa pada masa lalu berada di titik nol meridian tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Menjelajahi Museum di Tengah Kebun, Lihat Koleksi Kuno Ratusan Tahun
Museum Bahari merupakan salah satu museum di DKI Jakarta. Mengutip situs Mitra Museum Jakarta, kawasan ini terdiri dari dua bangunan utama yakni Museum Bahari dan Menara Syahbandar.
Bangunan Museum Bahari dibangun oleh VOC, secara bertahap mulai dari 1718 hingga 1774. Bangunan museum dulunya digunakan untuk menyimpan, memilah, dan mengepak rempah-rempah.
Pada masa penjajahan Jepang pada 1942-1945, bangunan Museum Bahari digunakan sebagai gudang logistik tentara Jepang.
Baca juga: Panduan Berkunjung ke Museum di Tengah Kebun, Wajib Reservasi
Sementara itu, Menara Syahbandar dibangun pada 1839. Mulanya, menara ini berfungsi sebagai menara pengawas dan pengatur lalu lintas kapal di Pelabuhan Batavia dan Sungai Ciliwung.
Pada masa pendudukan Jepang, Menara Syahbandar juga dijadikan gudang penyimpanan logistik. Kemudian, pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1977, Museum Bahari dan Menara Syahbandar diresmikan sebagai museum, dengan nama Museum Bahari.
Baca juga: Fakta-fakta Hari Museum Internasional yang Jatuh pada 18 Mei
Alamat Museum Bahari berada di Jalan Pasar Ikan Nomor 1 Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Jaraknya dari Tugu Monumen Nasional (Monas) sekitar 7,4 kilometer, dengan waktu tempuh 31 menit.
Jika berangkat dari Tugu Monas, wisatawan yang hendak menuju Museum Bahari dapat mengarahkan perjalanan ke arah Kota Tua. Setelah sampai di Kota Tua, arahkan kendaraan ke Jalan Roa Malaka Selatan.
Baca juga: Instalasi ImersifA di Museum Nasional, Ada Apa Saja?
Kemudian, lanjutkan perjalanan ke Jalan Roa Malaka Utara, Jalan Ekor Kuning, dan Jalan Pakin. Setelah melalui Jalan Pakin, kemudian belok kanan menuju Jalan Mitra Bahari.
Setelah menemukan PT Wijaya Machinery Perkasa, wisatawan belok kiri menuju Jalan Pasar Ikan hingga menemukan lokasi Museum Bahari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.