Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercusuar Pulau Lengkuas, Pengawas Lalu Lintas Pelayaran sejak 1882

Kompas.com - 07/07/2022, 09:12 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

BELITUNG, KOMPAS.com - Terik matahari pagi Pantai Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka-Belitung menemani perjalanan kami menuju Pulau Lengkuas.

Jika naik kapal sewaan dari nelayan setempat, perjalanan ke Pulau Lengkuas membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Kapal bisa disewa dengan tarif mulai Rp 500.000 untuk ukuran sedang berkapasitas hingga 10 orang, dan mulai Rp 800.000 untuk ukuran besar berkapasitas hingga 20 orang.

"Nanti wisatawan akan dibawa keliling ke pulau-pulau populer di sekitar sini, itu sudah ikut peralatan snorkeling, bisa snorkeling di spot-spot bagus seperti dekat Pulau Lengkuas," tutur pemandu bernama Momon kepada Kompas.com, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Jelajahi Gugusan Pulau di Belitung, Lihat Bintang Laut dan Mercusuar

Wisata ke Pulau Lengkuas harus siap basah kena air laut

Mercusuar atau menara pandang di Pulau Lengkuas, yang dibangun sejak 1882.Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Mercusuar atau menara pandang di Pulau Lengkuas, yang dibangun sejak 1882.

Kapal pun terus melaju membelah birunya air laut, melewati satu per satu pulau kecil tak berpenghuni yang wajib disinggahi.

Tidak lama kemudian, dari jauh, bagian puncak mercusuar mulai terlihat. Kapal perlahan mendekat, lalu bersandar di tepi Pulau Lengkuas.

Sedikit tips, jangan lupa gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, serta siap berbasah-basahan, sebab kapal akan berhenti sejauh beberapa meter dari daratan dan wisatawan harus berjalan melewati air laut yang cukup tinggi. 

Baca juga: Geosite Pit Nam Salu Belitung Timur Jadi Pilihan Wisata Delegasi G20

Panorama Pulau Lengkuas dengan bebatuan tinggi pun menyambut kami.

Setibanya di tempat ini, wisatawan bisa beristirahat sejenak sembari menikmati segarnya buah kelapa muda, yang dibanderol mulai dari Rp 25.000 per buahnya.

Bila datang bersama rombongan, lokasi ini juga cocok menjadi lokasi outbond. Sementara itu, bagi pencinta sejarah, kawasan mercusuar menjadi tempat yang wajib dikunjungi.

Baca juga: Sandiaga Bidik Turis Malaysia dan Singapura untuk Wisata Golf di Belitung

Mercusuar di Pulau Lengkuas dan masalah sampah wisatawan

Mercusuar sebagai menara pengawas lalu lintas perkapalan di Kepulauan Bangka-BelitungKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Mercusuar sebagai menara pengawas lalu lintas perkapalan di Kepulauan Bangka-Belitung

Mercusuar atau menara pengawas di Pulau Lengkuas masih berdiri kokoh dan berfungsi mengawasi lalu lintas perkapalan di Kepulauan Bangka Belitung, sejak dibangun tahun 1882 silam.

"Mercusuar berdiri tahun 1882. Bangunan mercusuar dan rumah petugas di kompleks ini masih asli sejak zaman Belanda," kata penjaga menara, Sukarim, kepada Kompas.com.

Kendati demikian, menara yang terdiri atas 18 lantai ini tidak boleh dimasuki lagi sejak pandemi Covid-19, berdasarkan arahan dari Kementerian Perhubungan.

Baca juga:

"Meskipun menara ini bukan tempat wisata, tapi sudah mendunia, karena banyak wisatawan asing dan dari luar kota yang kalau berkunjung ke Belitung, mintanya dibawa ke Pulau Lengkuas. Tapi banyak juga sampah yang berserakan, makanya butuh regulasi yang jelas," tutur Sukarim.

Ia berharap, ke depannya apabila mercusuar ini dikembangkan sebagai tempat wisata, perlu dibuat pula aturan yang tegas, terutama terkait sampah yang ditinggalkan wisatawan.

Baca juga: Itinerary Wisata 3 Hari 2 Malam ke Belitung Bareng Teman-teman

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by e e j o (@eejo.journey)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com