Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Solo dan Surakarta? Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 16/07/2022, 12:37 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

KOMPAS.com - Kota Surakarta merupakan kota budaya yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Terdapat Keraton Surakarta yang merupakan istana dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sekaligus obyek wisata budaya. 

Kota Surakarta kerap disebut dengan nama Kota Solo oleh sebagian masyarakat. Bahkan, ada sejumlah masyarakat yang mengira bahwa dua kota tersebut merupakan wilayah yang berbeda.

Lantas, apa perbedaan Solo dan Surakarta? Ternyata, keduanya memiliki sejarah yang berbeda seperti dirangkum oleh Kompas.com berikut ini. 

Baca juga: Night Market Ngarsopuro di Kota Solo Pindah Sementara ke Barat Stadion Sriwedari

Sejarah Kota Surakarta

Sebelum mengetahui perbedaan Solo dan Surakarta, terlebih dulu kita perlu memahami kelahiran Kota Surakarta. Mengutip Kompas.com (3/7/2021), kelahiran Kota Surakarta tidak lepas dari sejarah berdirinya Keraton Surakarta.

Sejarah berdirinya Keraton Surakarta berkaitan dengan Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan Mataram Islam sempat mengalami beberapa kali pemindahan ibu kota. 

Baca juga: Tips Berkunjung ke Solo Car Free Day, Bawa Uang

Ilustrasi Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.SHUTTERSTOCK/LANO LAN Ilustrasi Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.

Saat Amangkurat II naik takhta, pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah Wanakerta, yang kemudian disebut dengan Kartasura. Pemindahan ini disebabkan pemberontakan yang dipimpin oleh Trunojoyo. 

Namun, pada 1743 terjadi peristiwa Geger Pecinan yang berdampak pada kehancuran Keraton Kartasura. Peristiwa tersebut dipicu oleh pemberontakan etnis Tionghoa lantaran Pakubuwono II, yang kala itu memimpin Keraton Kartasura, dinilai berpihak kepada Belanda. 

Baca juga: Rute ke Bandara Adi Soemarmo yang Ternyata Bukan di Kota Solo

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Kemudian, Pakubuwono II memerintahkan pemindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala. Desa Sala dipilih karena beberapa faktor, tetapi utamanya karena posisinya yang dekat dengan Sungai Bengawan Solo. 

Secara resmi, Keraton Surakarta di Desa Sala mulai ditempati pada 17 Februari 1745, meskipun pembangunannya belum selesai sepenuhnya.  Pakubuwono II mendiami keraton sampai hari wafatnya, yaitu pada 1749. 

Setelah peristiwa yang dikenal sebagai bedol keraton ini, wilayah Desa Sala berkembang pesat hingga menjadi kota seperti saat ini. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com