Situs Mada'in Saleh termasuk ke dalam properti situs warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada 2008.
Situs ini memiliki sekitar 50 prasasti dari periode pra-Nabataean, beberapa goa yang diukir, serta 111 makam, dilansir dari laman World Heritage Convention UNESCO.
Baca juga: 9 Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia
Gaya dekorasinya mencerminkan pengaruh desain dari campuran beberapa budaya seperti Asiria, Mesir, Fenisia, dan Helenistik.
Selain itu, prasasti yang tersebar di sekitar strukturnya juga mengandung beberapa bahasa kuno berbeda. Selain Nabataean, terdapat jejak epigrafi Lihyanite, Thamudic, Yunani, dan Latin.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Seputar Masjidil Haram di Arab Saudi
Meski Mada'in Saleh memiliki sejarah yang penting, relatif sedikit penyelidikan arkeologi yang dilakukan di daerah tersebut sampai abad ke-21.
Beberapa bagian situs pun masih belum digali, tetapi pemikiran arkeologi saat ini memetakan situs tersebut menjadi tiga area utama.
Pertama, yang ditemukan adalah kota kuno itu sendiri, yang dibangun pada abad ke-1 SM. Ini menjadi bagian Mada'in Saleh yang paling sedikit dipahami, karena sebagian besar reruntuhannya masih tertutup pasir.
Penggalian tentatif menunjukkan sisa benda-benda seperti keramik dan koin, serta jejak yang diduga sebagai benteng, tembok kota, dan gereja.
View this post on Instagram
Bagian kedua dari situs ini adalah Jabal Ithlib, yang berfungsi sebagai tempat ibadah utama, kemungkinan besar untuk menyembah Dúshana, 'Penguasa Pegunungan'.
Baca juga: Sejarah Halloween, Jejak Tradisi Celtic Kuno Kembalinya Arwah ke Rumah
Area terakhir, yang menyembunyikan makam antik, tidak diragukan lagi merupakan bagian terpenting dari situs arkeologi ini.
Daerah Mada'in Saleh merupakan rumah bagi lebih dari 100 makam monumental. Meski mungkin tampak seolah-olah makam itu identik, jika dilihat lebih dekat, terlihat ada perbedaan dalam detailnya.
Setiap makam menunjukkan fasad yang dihiasi oleh tokoh-tokoh mitos seperti topeng, elang, singa, dan ular.
Batu nisan makam menampilkan momen-momen dari keadaan hidup dan mati almarhum yang menunjukkan status sosial setiap orang yang dikuburkan.
Baca juga: Berkunjung ke Makam Sahabat Nabi Muhammad di Guangzhou