Faktanya, dikutip ABC News, suhu ekstrem yang terjadi di Eropa ini setidaknya memakan hingga 1.500 korban jiwa.
Otoritas Portugal, misalnya, melaporkan ada lebih dari 1.000 kematian terkait panas ekstrem, meskipun estimasi dari Institut Kesehatan Carlos III memperkirakan korban jiwa di Portugal mencapai 510 orang.
Sementara di Paris, termometer di stasiun cuaca tertua di sana mencapai suhu 40 derajat celsius untuk ketiga kalinya.
Baca juga: Pemulihan Pariwisata Eropa Capai 70 Persen pada 2022
Sedangkan layanan cuaca Meteo-France pada Selasa mengukur suhu mencapai 40,5 derajat celsius atau merupakan pembacaan suhu tertinggi kedua sepanjang sejarah, setelah mencetak rekor pada Juli 2019 dengan suhu 42,6 derajat celsius.
Kekeringan dan gelombang panas ini juga menyebabkan kebakaran hutan banyak terjadi di sejumlah titik dan lebih sering terjadi.
Lebih dari 30 kasus kebakaran hutan terjadi di Spanyol, dengan empat titik di Castile, Leon, dan Galicia menjadi perhatian utama otoritas setempat.
Sedangkan di Gironde, barat daya Perancis, kebakaran hutan yang ganas menyebar melalui hutan pinus kering, membuat upaya pemadaman oleh sekitar 2.000 petugas pemadam kebakaran dan pesawat pengebom air menjadi lebih sulit.
Sejak kebakaran hutan terjadi pada 12 Juli 2022, puluhan ribu orang telah dievakuasi dari rumah dan tempat liburan musim panas mereka.
Baca juga: 7 Negara Uni Eropa yang Tidak Pakai Mata Uang Euro
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan gelombang panas di Eropa sudah mencapai puncaknya. Namun, selama satu pekan ke depan suhu bisa saja tetap atau di atas rata-rata.
Baca juga: Resmi! Aplikasi PeduliLindungi Bisa Dipakai di 27 Negara Uni Eropa
"Pertanyaan semua orang adalah "kapan ini semua berakhir". Sayangnya, melihat dari semua model mitra-mitra kami di tingkat nasional dan regional, mungkin belum (berakhir) sampai pertengahan pekan depan," ujar kepala layanan iklim terapan di WMO, Robert Stefanski, seperti dikutip ABC News.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.