Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Healing dan Liburan yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 20/07/2022, 22:14 WIB
Desi Intan Sari,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kata healing dan liburan merupakan hal yang sering disebut saat seseorang butuh menyegarkan pikiran dari segala aktivitas yang melelahkan. 

Mungkin sebagian orang mengira bahwa healing dan liburan memiliki arti yang sama. Namun, sebenarnya dua kata tersebut berbeda.

Healing berasal dari kata bahasa Inggris yang artinya penyembuhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyembuhan bisa diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyembuhkan; pemulihan.

Adapun untuk liburan menurut KBBI punya arti masa libur atau vakansi, kata libur sendiri bisa diterjemahkan sebagai bebas dari bekerja atau masuk sekolah. 

Baca juga:

Perbedaan healing dan liburan 

Menurut psikolog Hayinah Ipmawati, M.Psi, healing dan liburan itu punya tujuan yang berbeda.

“Jadi sebenarnya healing adalah sebuah usaha pengembangan keutuhan diri, baik secara fisik maupun mental,” kata Hayinah saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

Tanda-tanda seseorang butuh healing adalah saat merasa kepala penuh dengan berbagai macam pikiran, merasa masalah menumpuk, dan merasa diri tak utuh lagi. 

Ketika seseorang tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari secara maksimal, saat itulah healing dibutuhkan.

Baca juga: 7 Tips Traveling bagi Orang Tua Agar Nyaman di Perjalanan 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

“Yang perlu ditekankan dalam proses healing adalah adanya proses penyembuhan diri,” terang Hayinah.

Sementara itu, liburan adalah salah satu contoh dari healing, yang mana juga menjadi momen seseorang menyembuhkan dirinya.

Namun, tak semua kegiatan liburan bisa disebut healing, terutama jika tidak ada proses penyembuhan diri. 

“Jadi tujuan dan inti dari healing itu penyembuhan diri, kalau memang liburan bisa jadi sarana untuk menyembuhkan diri baru bisa disebut healing,” jelasnya.

“Namun sekarang banyak juga muncul excuse (dalih) liburan, atau shopping (berbelanja) dengan boros, yang ditutupi dengan kedok healing. Padahal (healing) bukan seperti itu,” sambungnya. 

Baca juga: Apa Itu Post-Holiday Syndrome? Berikut Cara Mencegahnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com