KOMPAS.com - Pertama kali ke luar negeri mungkin jadi momen menegangkan bagi sebagian orang. Sebab, akan ada banyak hal baru yang ditemui selama perjalanan.
Namun, perjalanan perdana ini juga bisa sangat menyenangkan, sampai-sampai kita mungkin melupakan hal-hal penting yang perlu disiapkan.
Baca juga: 10 Dokumen Penting yang Wajib Dibawa Saat Traveling ke Luar Negeri
Untuk memaksimalkan perjalanan pertama ke luar negeri, wisatawan sebaiknya menghindari 10 kesalahan ini, seperti dirangkum dari The Travel, Rabu (20/07/2022).
Kamu memang tidak harus mempelajari satu bahasa hingga fasih sebelum berangkat untuk melakukan perjalanan.
Namun, banyak wisatawan yang baru bepergian pertama kali ke luar negeri meremehkan pentingnya mengetahui beberapa kata atau frasa umum yang digunakan di negara tujuan.
Baca juga: Daftar Kosakata Bahasa Jawa untuk Wisatawan yang Akan Traveling
Beberapa frasa umum yang sebaiknya diketahui seperti bagaimana mengucapkan terima kasih dan mengajukan pertanyaan dasar seperti “apa kabar?” atau “berapa harganya?” sangatlah berguna.
Terutama, jika bahasa Inggris tidak digunakan secara luas di negara tersebut.
Meskipun tidak lancar, warga lokal akan cenderung menghargai wisatawan yang mencoba berkomunikasi dalam bahasa lokal.
Tak masalah jika ingin mencicipi berbagai masakan, budaya, dan sejarah lokal, sekaligus mengunjungi beberapa tempat wisata berbeda dalam satu hari, namun, fokuslah pada tujuan-tujuan utamamu.
Baca juga: Itinerary Liburan 5 Hari di Sydney, Kunjungi Tempat Antimainstream
Sebagai alternatif, kamu bisa pilih satu aktivitas utama untuk masing-masing hari selama perjalanan, baru kemudian membuat rencana perjalanan (itinerary) di tempat sekitar untuk mendukung aktivitas utama.
Perjalanan internasional memang mengasyikkan, tetapi juga melelahkan. Terutama jika kamu banyak menghabiskan waktu untuk berjalan kaki atau melihat-lihat sekitar.
Untuk menghindari kelelahan atau sakit selama perjalanan, pastikan menyertakan waktu tidur yang layak dan cukup setiap malam, ke dalam itinerary.
Baca juga: 4 Cara Tidur Nyenyak di Pesawat Saat Penerbangan Panjang
Meluangkan waktu satu jam sebelum tidur untuk mandi, menyegarkan diri, dan bersantai di kamar mungkin bisa jadi perawatan diri yang tepat, dibandingkan pulang dalam keadaan sangat lelah dan tidur dalam waktu sangat singkat.
Wisatawan yang baru pertama kali ke luar negeri mungkin merasa bahwa mengemas pakaian dan perlengkapan dalam jumlah lebih bisa membuat mereka lebih siap untuk melakukan perjalanan.
Faktanya, hal itu malah bisa menghambat perjalanan dan menambah berat yang tidak perlu ke bagasi.
Baca juga: Tips Packing Pakaian untuk Musim Dingin agar Koper Muat Banyak
Oleh karena itu, untuk perjalanan 1-3 minggu, usahakan hanya membawa satu koper saja. Ini untuk mencegah kerumitan pemeriksaan tas dan potensi kehilangan.
Barang bawaan kita juga bisa saja bertambah karena membeli oleh-oleh atau hal lainnya di tempat liburan.
Dalam mengemas pakaian, sebaiknya fokus membawa barang-barang yang dapat saling melengkapi. Misalnya, pakaian yang bisa dicampur dan dicocokkan, atau mix and match.
Begitu pula dengan sepatu. Membawa sepatu atau alas kaki yang cocok dengan semua pakaian kita bisa membantu mengurangi barang bawaan.
View this post on Instagram
Selain itu, jangan lupa perhatikan musim dan cuaca di negara tujuan agar tidak salah membawa jenis pakaian, membawa terlalu banyak, atau malah terlalu sedikit.
Meskipun ada banyak panduan tentang cara menghabiskan 24 jam atau 48 jam di suatu tujuan, sebenarnya akan lebih baik menyiapkan cukup waktu untuk melihat hal yang ditawarkan oleh destinasi yang kita tuju.
Daripada menjejalkan kunjungan ke beberapa kota dalam satu perjalanan dengan waktu yang sangat singkat, wisatawan yang baru bepergian pertama kali sebaiknya mempertimbangkan manfaat dari slow travel (perjalanan lambat).
Baca juga: Slow Tourism Bakal Lebih Digemari Wisatawan, Apa Itu?
Selain bisa lebih puas dan menikmati suatu destinasi secara sadar, meluangkan waktu untuk menikmati suatu negara lebih lama juga bisa membantu menghemat pengeluaran untuk bepergian antar-kota atau daerah.
Tentu, dampaknya juga baik untuk lingkungan.
Kulineran menjadi salah satu tujuan utama seseorang untuk bepergian, termasuk ketika pergi ke luar negeri.
Orang yang baru pertama kali bepergian cenderung memilih tempat makan yang dekat dengan atraksi wisata.
Meskipun mungkin terdengar praktis, cobalah cari tahu apakah tempat tersebut ramai karena turis atau penduduk lokal.
Baca juga: Karens Diner, Restoran dengan Pelayan yang Suka Memaki Pengunjung
Jika penuh dengan turis, biasanya harga menu diatur terlalu mahal dan makanan ditujukan untuk pengunjung internasional.
Jika ingin mencari masakan lokal otentik di negara manapun, coba jelajahi lingkungan yang tidak terlalu ramai oleh turis dan cari restoran atau kafe yang populer di kalangan penduduk setempat.
Banyak wisatawan mengeluarkan uang untuk transfer bandara dan layanan mobil atau taksi sehingga pengeluaran pun membengkak.
Meskipun mungkin lebih nyaman dan praktis, hal ini tidak dianjurkan jika kamu ingin menghemat biaya saat bepergian dalam jangka panjang.
Baca juga: Naik Transportasi Umum di Sydney? Lebih Praktis Pakai Kartu Opal
Seringkali, cara terbaik untuk berkeliling dan yang paling terjangkau adalah menggunakan transportasi lokal.
Baik itu kereta atau bus, carilah yang mudah diakses. Memilih penginapan yang mudah diakses transportasi publik juga membuat perjalananmu lebih praktis.
Tur dengan pemandu wisata memang bermanfaat. Mereka bisa memberikan cerita latar belakang tentang sejarah dan budaya suatu tujuan.
Menggunakan jasa pemandu wisata cocok untuk beberapa kesempatan, misalnya pada hari-hari awal saat bepergian.
Baca juga: 5 Fakta Unik Travel Agent Layani Crazy Rich, Tutup Colosseum Roma
Namun, terlalu banyak ditemani pemandu wisata juga berpotensi menyebabkan kelelahan mental dan fisik.
Sebab, penyedia jasa pemandu wisata biasanya memiliki daftar rencana perjalanan sendiri dan "memaksa" pengguna jasa untuk mencapai sejumlah lokasi tertentu pada waktu yang ditentukan.
Selain itu, kita juga hanya punya sedikit waktu untuk bepergian sendiri dengan mandiri dan bebas.
Setelah memastikan wilayah yang kita kunjungi aman, luangkan setidaknya satu atau dua hari untuk menjelajahi kota, negara, atau wilayah secara mandiri, sehingga pengalaman yang kita dapatkan bisa lebih maksimal.
Sama seperti pergi berlibur di destinasi dalam negeri, sebaiknya hindari musim liburan atau peak season.
Memang, ada alasan mengapa banyak orang pergi pada musim liburan, seperti faktor cuaca yang lebih baik atau periode libur yang lebih panjang.
Namun, kepadatan tempat wisata biasanya akan lebih tinggi pada musim liburan. Harga-harga barang atau makanan pun bisa saja lebih tinggi.
Baca juga: Pertama Kali ke Korea Selatan, Simak 6 Tips Wisata Berikut
Bepergian satu bulan sebelum atau setelah puncak musim liburan bisa menjadi solusi untuk tetap mendapatkan cuaca yang relatif baik, tetapi juga mendapatkan pengalaman lokal yang lebih maksimal dan nyaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.