Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata ke TN Komodo Diharapkan Tak Sekadar Mementingkan Kuantitas

Kompas.com - 22/07/2022, 11:14 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Penolakan kenaikan tarif masuk TN Komodo

Kenaikan tarif masuk TN Komodo mendapat penolakan dari sejumlah pihak, terutama para pelaku wisata dan masyarakat sekitar yang terdampak.

Kelompok masyarakat yang terdiri dari asosiasi pelaku pariwisata, petani, dan nelayan, misalnya, sempat melakukan demonstrasi di Labuan Bajo, NTT untuk menyatakan sikap penolakan terhadap wacana kenaikan tarif masuk ke TN Komodo, seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Tiket Masuk TN Komodo Sudah Termasuk dalam Biaya Konservasi Rp 3,75 Juta

Mereka mengkhawatirkan kenaikan tarif masuk dapat berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Sebab, harga tiket tersebut dinilai hanya terjangkau untuk kelompok menengah ke atas.

"Kami mengutuk keras Pemprov NTT yang menyatakan terjadi penurunan nilai jasa ekosistem di Pulau Komodo dan Padar, sehingga harus membatasi pengunjung menjadi 200.000 per tahunnya. Kebijakan tersebut sangat merugikan ekonomi masyarakat Komodo yang notabene 90 persen adalah pelaku pariwisata," kata seorang warga Pulau Komodo, Iksan saat berorasi di Halaman Kantor Balai Taman Nasional Komodo, Senin (18/07/2022), seperti dikutip Kompas.com.

Para demonstran mengkhawatirkan pembatasan pengunjung dan kenaikan tarif masuk bisa memengaruhi animo wisatawan untuk datang ke Labuan Bajo, khususunya kawasan TN Komodo.

Terkait hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meyakini kawasan TN Komodo tak akan menjadi sepi wisatawan.

Menyampaikan pentingnya konservasi menurutnya malah berpotensi membuat banyak orang ingin berkunjung ke sana.

"Jika kita ingin menggapai mereka dengan pemahaman-pemahaman yang tadi disampaikan, ini saya yakin akan mengubah pikiran mereka dan justru makin banyak kunjungan ke Labuan Bajo," kata Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing secara daring, Senin (11/07/2022), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Sandiaga Optimistis Tarif Masuk Rp 3,75 Juta Tak Bikin TN Komodo Sepi

Selain itu, wisatawan juga memiliki alternatif destinasi di sekitar kawasan TN Komodo, yang membuat pariwisata di sana bisa semakin merata.

Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan lebih dari 50 destinasi di dalam kawasan Labuan Bajo, sebagai alternatif wisata.

"Dalam kawasan taman nasional pun masih banyak spot untuk wisata bahari. Kemudian juga wisata di desa wisata, ada dua di kawasan yang akan diintegrasikan dalam paket wisata yang menjadi experience baru berwisata dalam TN Komodo," kata Shana menjelaskan.

Pembatasan hanya di Pulau Komodo dan Pulau Padar

Adapun mengenai tarif masuk baru dan pembatasan pengunjung rencananya hanya akan diterapkan di dua pulau saja, yakni Pulau Komodo dan Pulau Padar.

Presiden Joko Widodo di Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, NTT, Kamis (21/7/2022).Dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo di Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, NTT, Kamis (21/7/2022).

Hal itu telah ditegaskan kembali oleh Presiden Joko Widodo di sela kunjungannya ke Labuan Bajo, Kamis.

"Komodo di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu komodonya juga sama, wajahnya juga sama. Jadi kalau mau liat komodo silakan ke Pulau Rinca, di sini ada komodo. Mengenai bayarnya berapa, tetap," ujarnya di Pulau Rinca, Kamis, seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Ramai Dibincangkan, Berapa Harga Tiket Masuk TN Komodo Saat Ini?

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memastikan masyarakat tetap bisa berwisata ke Pulau Komodo untuk melihat komodo yang ada di sana, namun biaya yang dikeluarkan berbeda dengan jika berkunjung ke Pulau Rinca.

"Kalau mau 'Bapak saya pingin sekali Pak lihat yang di Pulau Komodo' silakan enggak apa-apa juga, tapi ada tarifnya yang berbeda," kata Jokowi.

Baca juga: 4 Fakta Bandara Komodo di Labuan Bajo yang Baru Diresmikan Jokowi

Menurut Jokowi, kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo didasari oleh perlunya keseimbangan antara kepentingan konservasi dan ekonomi melalui turisme di Pulau Komodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com