Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Jemput Uskup Ruteng dengan Kuda di Manggarai Timur NTT

Kompas.com - 26/07/2022, 10:47 WIB
Markus Makur,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Masyarakat etnis Rongga di Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki sebuah tradisi menjemput tamu dengan pasukan berkuda.

Pada hari Sabtu (23/7/2022), kunjungan Kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga, Kevikepan Borong, disambut dengan tradisi berkuda oleh sejumlah masyarakat yang mahir menunggang kuda.

Saat Sang Gembala tiba di Jalan raya Trans Flores, berlokasi di depan SMPN 1 Kota Komba, pasukan berkuda sudah siap.

Kuda-kuda mereka dihiasi dengan ornamen bendera sebagai tanda kehormatan saat mengaantar Sang Gembala memasuki wilayah Paroki Waelengga.

Baca juga: Presiden Timor Leste Sebut Pariwisata NTT Kelas Dunia

Keenam pasukan berkuda itu terdiri dari masyarakat etnis Rongga, yakni Antonius Tandang (63), Yohanes Nggajing Jaja (72), Aleksius Mbate (54), Lorensius Nggada (45), Yohanes Jalo, (32), Vitalis Pati (62).

Antonius menjelaskan, masyarakat etnis Rongga adalah masyarakat peternak hewan di Padang Mausui. Setiap hari para peternak menunggang kuda untuk memelihara ternak kuda, sapi, dan kerbau di tempat itu.

Uniknya, para peternak diberi kepercayaan oleh pemangku kepentingan dan pihak Gereja Katolik untuk menjemput tamu-tamu khusus saat mengadakan kunjungan kerja dan kunjungan Kegembalaan dari pimpinan Gereja Lokal di Manggarai Timur. 

Baca juga: Parade Nyiru, Mengangkat Kembali Tradisi Orang Ndora di Nagekeo NTT

Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Hal ini merupakan warisan leluhur etnis Rongga untuk menghormati, sekaligus menghargai tamu atau wisatawan yang berkunjung ke kawasan etnis Rongga.

"Sejak kami kecil, kami sudah mendapatkan pesan dari para leluhur agar melestarikan tradisi berkuda untuk menjemput tamu khusus yang mengunjungi kawasan etnis Rongga. Kami juga melihat orangtua kami menjemput Sang Gembala dengan pasukan berkuda. Puluhan tahun lalu, kami melihat orangtua menjemput Duta Besar Vatikan saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja Paroki Waelengga," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu.

Selain Duta Besar Vatikan, pasukan berkuda dari masyarakat etnis Rongga juga menjemput Uskup Agung Ende, Mgr Donatus Djagom, SVD; Uskup Ruteng, Mgr. Wilhelmus Van Bekkum, SVD; Mgr Eduardus Sangsun, SVD; Mgr Hubertus Leteng, Pr; dan kini Mgr Siprianus Hormat, Pr.

"Kami sangat dihormati dengan mempertahankan, merawat dan menjaga warisan leluhur ini sekaligus kami terus beternak kuda. Sebagai umat Katolik, kami melayani tamu khusus yang melakukan kunjungan Kegembalaan di wilayah Paroki Waelengga dengan tradisi pasukan berkuda," tuturnya.

Baca juga: 4 Tips Liburan Aman dan Nyaman ke Labuan Bajo NTT

Pariwisata berkuda ala masyarakat etnis Rongga

Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Penunggang kuda yang lain bernama Yohanes Nggajing Jaja, menerangkan, enam tahun lalu, pasukan berkuda menjemput wisatawan asal Italia yang berwisata di Manggarai Timur dari arah Timur.

"Kami menjemput di pintu masuk Manggarai Timur di Jembatan Waemokel. Selain itu, kami menyambut mahasiswa STFK Ledalero yang mengadakan live in di Paroki Waelengga dan masih banyak yang kami lakukan yang tak pernah kami catat," kata Yohanes.

Baca juga: Tradisi Roko Molas Poco di Manggarai NTT, Budaya Hormati Perempuan sebagai Ibu Bumi

"Kami sangat bangga mempromosikan warisan budaya etnis Rongga dengan pasukan berkuda. Hanya ada di etnis yang memiliki tradisi menyambut dengan pasukan berkuda," imbuhnya.

Ia berharap generasi muda Etnis Rongga meneruskan dan mempertahankan warisan leluhur ini demi keberlanjutan, sekaligus mempertahankan tradisi beternak kuda.

Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

"Warisan ini unik dan patut dirawat, dipertahankan oleh generasi muda dari etnis Rongga di masa akan datang," ujarnya.

Salah satu generasi muda etnis Rongga, Gusthy Jiung, mengatakan bahwa anak muda setempat masih mempertahankan warisan budaya ini dengan terlibat aktif sebagai anggota pasukan berkuda.

Baca juga: Wisata Bersepeda Flores, Nikmati Eksotisnya Alam Pulau Flores NTT

Bahkan, sebelum pandemi Covid19 melanda, wisatawan bisa menunggang kuda di tempat wisata di Kelurahan Watunggene.

"Kami terus menjaga warisan ini demi keberlangsungan pasukan berkuda di masa (yang) akan datang. Sebagai generasi muda, saya patut berbangga dengan melihat orangtua menjadi pasukan berkuda menjemput tamu istimewa," kata Gusthy.

Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Etnis Rongga, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kab. Manggarai Timur, NTT memiliki warisan leluhur untuk menjemput tamu dengan pasukan berkuda. Saat kunjungan kegembalaan Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat ke Paroki Santo Arnoldus Janssen dan Santo Josef Freinademetz Waelengga dijemput oleh pasukan berkuda, Sabtu, (23/7/2022). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Sementara itu, Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat menyatakan bahwa dirinya kagum dengan pasukan berkuda umat Katolik di Paroki Waelengga. 

"Saya tak pernah membayangkan dengan menyambut saya dengan unik dari pasukan berkuda. Saya sungguh terharu dengan penyambutan ini. Sewaktu kecil, saya juga bisa menunggang kuda. Bahkan, saya melihat para misionaris yang bertugas di Keuskupan Ruteng zaman dulu menunggang kuda saat melakukan patroli pastoralnya," terangnya.

Ia menambahkan, tahun ini merupakan tahun pariwisata pastoral holistis di seluruh Keuskupan Ruteng. Gereja juga mempromosikan budaya khas Manggarai dengan berbagai atraksi budaya yang bernuansa pariwisata, termasuk tradisi berkuda.

Baca juga: Kreativitas Pemuda Desa Bangun Wisata Bukit Porong NTT yang Sukses Menangi Penghargaan

Mgr Siprianus mengatakan, gereja dan masyarakat sangat prihatin dengan semakin langkanya ternak kuda di Manggarai Raya. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap memelihara kuda.

"Saya ajak masyarakat untuk tetap memelihara kuda untuk berbagai keperluan dalam masyarakat itu sendiri," tuturnya.

Baca juga: Festival Dugong di Alor NTT, Upaya Pemulihan Ekonomi lewat Pariwisata

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com