Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monkey Forest Ubud: Jam Buka, Harga Tiket, dan Aktivitas

Kompas.com - 26/07/2022, 19:11 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

2. Berfoto bareng monyet

Seperti namanya, Monkey Forest alias hutan monyet, tentu kita akan bertemu banyak sekali monyet di sana. 

Jika jarang berinteraksi dengan monyet, kita mungkin bakal khawatir diserang. Namun, monyet-monyet yang ada di Monkey Forest Ubud sebetulnya tidak agresif dan bersahabat.

Hewan menggemaskan itu juga terbiasa berada di sekitar manusia. Bahkan, sering kita lihat wisatawan Monkey Forest Ubud berfoto dengan monyet yang ada di sana.

Baca juga: Monkey Forest Ubud, Wisata Bali Bersama Monyet Selfie yang Viral

Ingat sebuah foto viral yang memperlihatkan monyet seolah memegang ponsel dan melakukan selfie? Itulah salah satu buktinya.

Namun, dikutip dari Kompas.com (13/06/2019), ada aturan yang harus dipatuhi oleh wisatawan yang hendak berfoto dengan para monyet. Wisatawan akan diminta untuk tidak membawa tas atau botol plastik.

Selain itu, jangan menyembunyikan makanan karena monyet akan tahu dan berusaha merebutnya. Ketika monyet berhasil mendapatkannya, jangan mencoba menariknya kembali.

Selain berfoto, wisatawan juga bisa memberi makan monyet. Pengelola menyediakan pisang untuk dibeli bagi wisatawan yang ingin memberi makan monyet.

Baca juga: 3 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan Saat Berkunjung ke Sangeh Monkey Forest Bali

Monyet-monyet tersebut sebetulnya jarang sekali menghampiri pengunjung, kecuali jika pengunjung tersebut membawa makanan atau pisang.

Namun, tak perlu khawatir, sebab pawang kera selalu bersiaga untuk membantu pengunjung yang butuh bantuan atau ketakutan.

Selain berfoto bareng monyet, ada banyak latar foto menarik lainnya, seperti pemandangan hutan, jembatan kayu, serta patung-patung dan ukiran yang ada di berbagai sudut hutan.

3. Menikmati pemandangan alam

Berkeliling area Monkey Forest Ubud dan sekadar menikmati suasananya juga bisa menjadi hal menarik yang dilakukan di sana.

Salah satu area di Monkey Forest Ubud.SHUTTERSTOCK/ADWO Salah satu area di Monkey Forest Ubud.

Monkey Forest Ubud area pelestarian yang mengusung konsep Tri Hita Karana. Dalam Hindu, filosofi Tri Hita Karana merupakan turunan dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang artinya kebahagiaan, dan "Karana" yang artinya perilaku.

Sehingga, Tri Hita Karana diartikan sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan fisik.

Baca juga: Jangan Lakukan Hal Ini saat Liburan ke Monkey Forest Ubud

Implementasi Tri Hita Karana begitu terasa di sana dengan adanya hubungan harmonis antara Tuhan, alam, dan manusia.

4. Belanja

Jika sudah menjelajahi kawasan hutan, kamu bisa cuci mata di sepanjang Jalan Monkey Forest.

Bebek Bengil di Ubud.SHUTTERSTOCK/Claudine Van Massenhove Bebek Bengil di Ubud.

Dikutip dari Wonderful Indonesia yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, wisatawan bisa mencicipi beragam kuliner lokal dan makanan Barat yang dijual di sana.

Baca juga: 10 Vila Murah Ubud Bali, Harga di Bawah Rp 500.000 Per Malam

Salah satu yang direkomendasikan adalah menyantap menu bebek panggang maupun goreng di restoran Bebek Bengil yang berjarak sekitar 500 meter dari Monkey Forest Ubud atau di Jalan Hanoman.

Selain mengisi perut, ada banyak toko kerajinan di sana, mulai dari ukiran kayu, tenun ikat, kerajinan perak, lukisan, keranjang, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com