Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Tahun Baru Islam, Sejarah hingga Sistem Penanggalan   

Kompas.com - 30/07/2022, 16:06 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini, umat Islam merayakan tahun baru Islam atau Tahun Baru 1444 Hijriah. Penetapan kalender Hijriah memiliki kaitan dengan peristiwa besar dalam sejarah perkembangan Islam.  

Kalender Hijriah juga mempunyai sistem penanggalan yang berbeda dengan kalender Masehi. Berikut fakta menarik tahun baru Islam, mulai dari sejarah hingga sistem penanggalannya yang dirangkum oleh Kompas.com. 

Baca juga: Kapan Libur 1 Muharram 2022? Simak Penjelasan Kemenag 

1. Gagasan Umar bin Khattab

Umar bin Khattab merupakan orang yang berperan penting di balik kelahiran kalender Hijriah. Mengutip Kompas.com (23/4/2022), Umar bin Khattab adalah orang yang memprakarsai penetapan kalender Hijriah. 

Sistem penanggalan Hijriah juga ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Sahabat nabi ini, merupakan khalifah kedua dari khulafaur rasyidin setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Baca juga: Sejarah Pembangunan Kabah, Kiblat Umat Islam di Dunia

Sejumlah warga Tanah Abang menggelar aksi pawai obor di area Citayam Fashion Week atau Jalan Tanjung Karang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2022).kompas.com/REZA AGUSTIAN Sejumlah warga Tanah Abang menggelar aksi pawai obor di area Citayam Fashion Week atau Jalan Tanjung Karang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2022).

2. Mengacu peristiwa hijrah 

Penetapan awal tahun Hijriah mengacu pada peristiwa besar dalam sejarah Islam, yaitu hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. 

Berdasarkan informasi dari situs NU Online, alasan Umar bin Khattab memilih peristiwa bersejarah ini karena semua orang pada waktu itu mengetahui tentang peristiwa hijrah. 

Baca juga: Mengenal Tradisi Grebeg, Peringatan Hari Besar Islam di Yogyakarta

Selain itu, hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan momentum penting dalam perkembangan dakwah Islam. Seperti diketahui, Nabi Muhammad SAW dan umat Islam memutuskan untuk hijrah berdasarkan wahyu dari Allah SWT setelah dakwah di Kota Mekkah menghadapi berbagai tekanan dan kesulitan.

Oleh sebab itu, nama kalender Hijriah diambil dari peristiwa hijrah, berdasarkan informasi dari Kompas.com (23/4/2022). Selanjutnya, peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya pada yang dimulai pada 15 Juli 622 Masehi, ditetapkan sebagai awal tahun Hijriah yaitu 1 Muharram 1 Hijriah. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Ilustrasi masjid di Turki.Pexels/Eyupbelen Ilustrasi masjid di Turki.

3. Bermula dari masalah administrasi 

Gagasan Umar bin Khattab untuk menetapkan kalender Hijriah ternyata bermula dari masalah adminitrasi. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (1/1/2022), mulanya Gubernur Bashrah di Irak, Abu Musa Al-Asyari, mengeluhkan bahwa setiap surat yang didapat dari Umar bin Khattab tidak memiliki penanggalan lengkap.  

Akibatnya, Abu Musa Al-Asyari mengaku kesulitan untuk menata arsip surat. Pasalnya, umat Islam saat itu masih mengadopsi penanggalan Arab pra-Islam yang hanya menggunakan bulan dan tanggal saja, tanpa tahun. 

Kondisi tersebut mendasari umat Islam untuk membuat kalender Hijriah. 

Baca juga: 7 Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa, Wisata Religi hingga Keraton

Ilustrasi kalender Islam, kalender Hijriah, kalender Hijriyah.SHUTTERSTOCK/Aku.Alip Ilustrasi kalender Islam, kalender Hijriah, kalender Hijriyah.

4. Sempat terjadi beda pendapat 

Umar bin Khattab mengumpulkan semua sahabat Nabi Muhammad SAW untuk berunding mengenai kalender Islam. Melansir dari situs NU Online, sempat terjadi beda pendapat dalam penentuan acuan kalender Islam. 

Ada sahabat yang mengusulkan agar kalender Islam mengikuti penanggalan Persia dan Romawi. Lainnya, mengusulkan agar kalender Islam mengacu pada kelahiran atau wafat Nabi Muhammad SAW. 

Akhirnya Ali bin Abi Thalib mengajukan ide agar sistem penanggalan Islam tersebut mengacu pada peristiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah. Usul Ali bin Abi Thalib tersebut disetujui oleh Umar bin Khattab. 

Baca juga: Ratusan Muslim Shalat Tarawih di Times Square New York, Kenalkan Islam yang Damai

5. Sistem perhitungan

Mengutip Kalender dan Sistem Waktu Dalam Islam karya Arwin Juli Rakhmadi (2021), dalam Kompas.com (23/4/2022), dasar perhitungan kalender Hijriah adalah revolusi bulan, atau peredaran bulan mengelilingi bumi. 

Adapun periode dari bulan sabit hingga kembali ke bulan sabit disebut satu bulan, yang terjadi selama 29,5 hari. Jadi, satu tahun dalam kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan dan 354 hari, atau tepatnya 354,36708 hari. 

Baca juga: Ucapan Selamat Tahun Baru Islam dalam 3 Bahasa, Pas untuk Dibagikan di Media Sosial

Ilustrasi hilal. Hilal adalah bulan sabit tipis yang dijadikan penentu awal bulan Syawal, maupun awal bulan lain dalam kalender Hijriyah.SHUTTERSTOCK/janush Ilustrasi hilal. Hilal adalah bulan sabit tipis yang dijadikan penentu awal bulan Syawal, maupun awal bulan lain dalam kalender Hijriyah.

Dalam perhitungan tersebut, dilakukan pembulatan, sehingga kalender Hijriah juga mempunyai tahun kabisat yang terdiri dari 355 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kalender Hijriah lebih pendek 10-11 hari daripada kalender Masehi. 

Sementara itu, kalender masehi dihitung menurut perputaran bumi mengelilingi matahari atau revolusi. Oleh sebab itu, tahun masehi juga disebut tahun syamsiah, yang berarti matahari. 

Sementara, tahun Hijriah disebut juga sebagai tahun qomariyah yang berarti bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com