Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fragmen Tari Mahabharata Jadi Ikon Puncak Suroloyo di Bukit Menoreh

Kompas.com - 31/07/2022, 10:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.comSendratari Suroloyo Wrehaspati jadi salah satu ikon obyek wisata Puncak Suroloyo, Pedukuhan Keceme, Kelurahan Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pertunjukan berlangsung terbuka di tempat wisata tertinggi di Kulon Progo ini. Warga dan pengunjung menonton pertunjukan itu.

“Ini kegiatan luar ruang yang pertama kali setelah pandemi,” kata Kepala Dinas Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kulon Progo Niken Probolaras Sabtu (30/7/2022).

Baca juga: 5 Aktivitas di Pari Klegung, Santap Kuliner Kulon Progo dan ke Museum

Suroloyo Wrehaspati mengisahkan Lembu Andini berusaha merebut kahyangan yang di sana ada Sang Hyang Manikmaya.

Prabu Patannam yang mengutus Lembu Andini pun tidak menyangka Manikmaya begitu sakti. Lembu Andini dan bala bantuannya dikalahkan dengan mudah.

Sendratari untuk dukung wisata Puncak Suroloyo

Adapun sendratari diluncurkan Dinas Kebudayaan Kulon Progo pada 21 Maret 2021. Produk budaya dalam tari ini dikemas pemerintah untuk mendukung wisata Puncak Suroloyo dan sekitarnya.

Namun pada awal diluncurkan, sendratari digelar di gedung dengan penonton terbatas dan bisa ditonton secara online.

Baca juga: Puncak Suroloyo, Indahnya Senja di Atap Pegunungan Menoreh

Setelah kelonggaran yang diberi pemerintah, barulah karya ini mulai dipertontonkan secara terbuka.

“Harapannya ke depan bisa berlangsung rutin,” kata Niken.

Pertunjukan di Puncak Suroloyo ini bertepatan dengan tahun baru Islam, 1 Muharram atau juga dikenal 1 Suro.

Sore Hari di Puncak Suroloyo.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Sore Hari di Puncak Suroloyo.

Pemilihan tempat pementasan di Puncak Suroloyo adalah karena pada tanggal 1 Suro, ada beberapa kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.

Di antaranya adalah jamasan pusaka milik Keraton Yogyakarta. Saat itu, warga Keceme hingga berbagai daerah berdatangan. Kunjungan wisata juga biasanya meningkat karena hari libur.

“Memang saat ini belum banyak orang, mungkin karena masih suasana pandemi," kata Kepala Bidang Adat, Tradisi Lembaga Budaya, dan Seni dari Kundha Kabudayan (Dinas Kabudayan) Kulon Progo, Wruhantoro.

Baca juga: Puncak Suroloyo, Tempat Melihat Megahnya Candi Borobudur

Ia melanjutkan bahwa sebelum pandemi, Puncak Suroloyo sangat ramai saat satu Suro. Namun, saat ini cukup longgar.

Sekadar diketahui, Kulon Progo sebenarnya memiliki sendratari yang juga mendukung keberadaan obyek wisata.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Beberapa di antaranya sendratari Sugriwo Subali yang sering dipentaskan di Goa Kiskendo, Girimulyo. Kemudian ada sendratari Api di Bukit Menoreh yang mendukung banyak obyek wisata di perbukitan.

Kali ini, fragmen tari Suroloyo Wrehaspati yang diharapkan mendukung wisata Puncak Suroloyo dan sekitarnya.

Baca juga: Pari Klegung di Kulon Progo Jogja, Wisata Kuliner Alam Terbuka Pas Buat Healing

Selain itu, ada pula sendratari Nyi Ageng Serang sebagai pendukung wisata di Kecamatan Kalibawang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com